Pemkab Brebes Kewalahan Tangani Masalah Sampah

Pemkab Brebes Kewalahan Tangani Masalah Sampah

Imam Suripto - detikNews
Rabu, 20 Sep 2017 16:25 WIB
Penampakan sampah yang dibuang sembarangan di Brebes. Foto: Imam Suripto
Brebes - Bertambahnya volume sampah secara masif di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, menimbulkan masalah tersendiri bagi pemerintah. Penanganan sampah yang dilakukan oleh Pemkab Brebes tidak maksimal.

"Memang benar, seperti di Bumiayu saja di kolong jembatan Kali Keruh di situ banyak sekali sampah. Terus di Kecamatan Larangan sampah berserakan di jalan," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Sampah Kabupaten Brebes, Edi Kusmartono, Rabu (20/9/2017).

Secara umum, produksi sampah di Kabupaten Brebes, menurut data di Dinas Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Sampah (DLHPS) sebanyak lebih dari 500 ton per hari. Sampah tersebut merupakan sampai organik dan non organik. Sebagian besar sampah bersumber dari limbah rumah tangga.
Masalah sampah di Brebes.Masalah sampah di Brebes. Foto: Imam Suripto

Tingginya produksi sampah harian yang tidak dibarengi dengan penanganan maksimal, secara tidak langsung merusak keindahan dan kebersihan kota. Di berbagai sudut perkotaan di tiap kecamatan, banyak ditemui tumpukan sampah yang membusuk dan menyebarkan aroma tidak sedap. Tidak hanya memenuhi pekarangan kosong, sampah ini juga tertumpuk di bawah kolong jembatan. Bahkan sampah sampah yang tidak tertangani ini banyak yang dibuang ke saluran air.

Edi melanjutkan penanganan sampah di Brebes memang tidak bisa berjalan maksimal. Dari produksi sampah 500 ton perhari, hanya 150 ton sampah yang bisa diangkut. Sisanya, sampah-sampah itu akan dibiarkan menumpuk di jalan-jalan dan saluran. Kondisi ini disebutnya akibat minimnya sarana angkut yang dimiliki Pemkab Brebes.

"Volume sampah sebesar itu karena Brebes memiliki wilayah yang luas dan jumlah penduduk yang besar. Idealnya, setiap hari dengan volume sampah sebesar itu, seharusnya bisa mengangkut sebanyak 3 kali. Namun karena armada yang minim dan anggaran tidak mencukupi, kami hanya bisa mengangkut cuma sekali," ungkapnya.

Sampah yang terangkut ini kemudian dibawa ke Tempat Penglohan Sampah Terpadu (TPST) yang tersebar di berbagai kecamatan.

Sementara itu, dari delapan TPST yang dimiliki, saat ini hanya tiga yang beroperasi. Padahal keberadaan TPST ini sangat diandalkan dalam menangani sampah di Brebes.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diperkirakan, dalam satu TPST bisa menangani sampah 10 sampai 15 persen di tiap kawasan. Sampah yang masuk TPST ini akan dipilah antara organik dan non organik. Jenis organik akan dibuat menjadi kompos dan yang non organik seperti plastik bisa dilebur menjadi minyak solar atau didaur ulang.

Lebih lanjut dijelaskan Edi, minimnya anggaran penanganan sampah ini sebagai dampak dari adanya efisiensia anggaran oleh Pemkab. Dimana semua program kerja dipangkas termasuk anggaran penanganan sampah.

Melkihat kondisi ini, Pemkab mengajak warga untuk ikut berpartisipasi dalam menjaga kebersihan lingkungan. Yakni dengan cara membuang sampah di TPS yang ditentukan.

"Ya memang karena defisit anggaran, kami ajukan anggaran tapi yang disetujui hanya 12,5 persen dari total kebutuhan," tambahnya. (sip/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads