Ini Alat Penampung Air Hujan untuk Atasi Kekeringan dan Banjir

Ini Alat Penampung Air Hujan untuk Atasi Kekeringan dan Banjir

Usman Hadi - detikNews
Rabu, 20 Sep 2017 14:09 WIB
Foto: Usman Hadi/detikcom
Sleman - Kekeringan saat musim kemarau dan banjir saat musim penghujan hampir tiap tahun berulang di Indonesia. Dua masalah tersebut bisa di atasi. Salah satu caranya adalah menggerakkan masyarakat untuk menampung air hujan.

"Harus ada gerakan masyarakat untuk menampung air hujan di musim penghujan. UGM sudah punya Alat Pemanen Air Hujan, namanya Gama-Rainfilter," kata dosen Teknik Sipil Sekolah Vokasi (SV) Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr Agus Maryono kepada wartawan dalam konferensi pers 'menangani masalah kekeringan, banjir dan kerusakan lingkungan', di kampus Rabu (20/9/2017).

Agus menerangkan, Gama-Rainfilter ini mulai dikembangkan sejak tahun 2010 lalu. Namun baru tahun 2016 kemarin dipatenkan oleh UGM. Saat ini alat tersebut sudah diterapkan di sejumlah wilayah, di antaranya Yogyakarta, Klaten, Jakarta, dan juga di beberapa tempat di Jawa Timur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika selama enam bulan masyarakat menampung air hujan, baik ke PAH (Penampung Air Hujan) atau diresapkan ke sumur, maka kekeringan selanjutnya akan berkurang. Kalau cuma mengharapkan droping air dan saluran air dari PDAM (saat mengalami kekeringan), itu salah besar," katanya.

Masyarakat, kata Agus, tidak perlu khawatir dengan kualitas air hujan yang hendak ditampung di PAH. Sebab berdasarkan penelitian yang dilakukannya, di wilayah DIY kualitas air hujan relatif bagus untuk dikonsumsi, dan kadar keasaman air hujan sebenarnya juga tidak terlalu tinggi.

"Masalahnya ada gerakan meninggalkan itu (menampung air hujan). Ada anggapan air hujan itu PH-nya tinggi, padahal air hujan itu bisa lebih baik (kualitasnya) dari pada air PDAM. Makanya pemerintah harus membuat gerakan masyarakat menampung air hujan," ungkap dia.

Selain efektif mengatasi bencana kekeringan saat musim kemarau, menurut Agus, Gama-Rainfilter juga efektif untuk mengatasi banjir. Sebab dengan alat ini air hujan bisa ditampung dan diresapkan. Namun selama ini air hujan hanya dialirkan begitu saja ke selokan dan ke sungai.

"Saya kira (Gama-Rainfilter) bisa mengatasi banjir. Begitu hujan deras di tampung semua (air hujannya). Kalau besok BMKG memprediksi hujan, air yang ditampung di Penampung Air Hujan (PAH) sebelum hujan dibuang semuanya, agar PAH bisa digunakan lagi," jelasnya.

Agus menambahkan, biaya membangun Gama-Rainfilter juga tidak terlalu mahal, yakni hanya sekitar Rp 2 juta. Masyarakat juga bisa memilih ukuran tangki sebagai wadah penampung air, paling kecil tangki ukuran satu meter kubik dan yang paling besar ukuran 11 meter kubik.

"Kalau memang untuk menampung air hujan, saat memasuki musim penghujan talang dan gentengnya (atap rumah) dibersihkan. Pada saat hujan pertama jangan dipakai dulu airnya, lebih baik dibuang saja. Di dalam alat ini (Gama-Rainfilter) juga ada saringan halus, jadi airnya dijamin bersih," pungkasnya.

(bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads