"Katanya mau direvisi (Film G30S/PKI). Saya setuju presiden, direvisi dulu lah," kata Syafii saat ditemui detikcom di Masjid Nogotirto, Kecamatan Gamping, Sleman, Selasa (19/9/2017).
Agar film terbaru mendekati kebenaran peristiwa di tahun 1965, Syafii mengusulkan agar nantinya para sejarawan dilibatkan dalam proses pembuatan film terbaru. Tujuannya agar film tersebut tidak lebih besar unsur subyektifnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syafii menegaskan, peristiwa di tahun 1965 lalu memang benar adanya. Buktinya terjadi pembunuhan di mana-mana, para jenderal Angkatan Darat (AD) pun juga meninggal.
"Kemudian (kalau) ada ekses itu soal lain. Tidak apa-apa biar saja, biar sampai bosan," ucapnya.
Sebagaimana diketahui Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo sebelumnya telah memerintahkan seluruh anggotanya menonton film G30S/PKI. Tetapi rencana tersebut kemudian menimbulkan pro-kontra di tengah-tengah masyarakat, ada yang mendukung dan ada yang tidak.
Sementara Presiden Joko Widodo lebih mengusulkan agar film yang diproduksi tahun 1984 tersebut diperbaharui. Diharapkan film terbaru dapat lebih mudah dipahami oleh generasi yang lahir di era sekarang ini.
(bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini