"Karena dijual pun rugi. Daripada dijual mending disedekahkan," kata Widodo saat ditemui detikcom di sawah miliknya di Desa Seloharjo, Pundong.
Dia mengatakan saat ini harga cabai rawit di tingkat petani sekarang anjlok. Bahkan menurut Widodo, tiap 1 kilogram cabai rawit hanya dihargai Rp 4 ribu sampai Rp 5 ribu. Dengan harga sebesar itu dipastikan para petani merugi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karenanya Widodo berharap pemerintah turun tangan agar para petani cabai rawit tidak dirugikan. Apalagi fenomena anjloknya hasil pertanian kerap terjadi, terutama saat memasuki musim panen seperti sekarang ini.
"Yang jelas kita butuh perhatian, padahal harga pupuk mahal. Masak iya kejadian yang sama terus berulang, apa saja (pas panen raya) harganya anjlok, padahal biaya tanam itu mahal," jabarnya.
Seorang warga yang sedang memetik cabai rawit, Joko Sularno (54), awalnya mengaku senang ditawari cabai rawit gratis. Tetapi setelah mengobrol langsung dengan petani, dia prihatin dengan anjloknya harga cabai rawit di pasaran.
"Sebenarnya kan otomatis kami sebagai peminat sambal, dengan harga lombok (cabai) murah seneng. Tetap setelah saya ngobrol (dengan Widodo), justru dengan harga cabai rawit murah para petani yang dirugikan," papar warga Kota Yogyakarta ini.
Oleh sebab itu sebagai konsumen dia berharap pemerintah berlaku adil dan mau berupaya mengendalikan harga. Sehingga petani selaku produsen dan warga sebagai konsumen tidak dirugikan.
"Baru kemarin ini harga lombok (cabai) melejit, sekarang jatuh, ini perlu perhatian," pungkasnya. (bgs/bgs)











































