"Pra rekonstruksi ini bertujuan untuk memperjelas, menyinkronkan, hasil penyelidikan dan pemeriksaan para saksi dengan kejadian di lapangan," jelas Kapolres Magelang, AKBP Hindarsono, kepada detikcom di Mapolres Magelang, Jumat (15/9/2017).
Dalam kasus ini, lanjut Hindarsono, pihaknya mengaku berusaha tetap profesional dalam melakukan pemeriksaan kepada anak. Baik sebagai saksi maupun sebagai terduga pelaku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hindarsono menyebutkan, pada pra rekonstruksi hari ini, teradapat enam siswa SMA Taruna Nusantara yang dilibatkan.
"Kita undang semuanya, ada enam, sementara masih itu," ujarnya.
Pemeriksaan yang dilakukan selama ini, kata dia, masih dilakukan di kompleks SMA Taruna Nusantara. Ke depan, Hindarsono mengatakan akan memindah proses pemeriksaan di Mapolres Magelang.
"Kita masih memeriksa anak terduga pelaku, sementara masih kesana (SMA Taruna Nusantara). Nanti supaya pemeriksaan berjalan bagus, akan kita lakukan di polres, dengan didampingi keluarga, sekolah, bapas, dan pihak terkait lain," ungkapnya.
Hindarsono berharap, pihak sekolah bisa membuka diri dan bekerjasama dalam penyelidikan kasus dugaan kekerasan ini.
Sehingga, kasus serupa tidak lagi terjadi di masa depan.
"Sejauh ini kita masih terus berkoordinasi dengan sekolah. Keluarga anak korban juga masih terus koordinasi. Anak masih sekolah SMA TN," terangnya.
Seperti yang diketahui, EC (45), orangtua dari siswa SMA Taruna Nusantara, MIH (15) melaporkan aksi dugaan kekerasan fisik yang terjadi di dalam kompleks SMA Taruna Nusantara. Tepatnya di dalam Graha Rajawali I. Aksi tersebut terjadi pada Kamis (31/8) dan dilaporkan pada Sabtu (2/9).
Pihak SMA TN sendiri menyesalkan adanya laporan dugaan bullying berupa kekerasan fisik tersebut ke Polres Magelang.
"Kenapa tidak melaporkan lebih dulu ke sekolah secara berjenjang. Mulai dari wali graha (wali asrama) yang bertanggung jawab langsung terhadap siswa," ujar Kepala Humas SMA Taruna Nusantara, Cecep Iskandar di Magelang, Selasa (5/9) lalu. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini