Keberadaan puluhan memedi sawah berbagai bentuk dan rupa itu bukan tanpa sebab. Desa Ngawen tengah menyelenggarakan festival dengan mengangkat tradisi pertanian berupa pembuatan memedi sawah dan nasi wiwit.
"Tema yang kita ambil pada festival kali ini adalah nasi wiwit dan memedi sawah. Keduanya merupakan tradisi yang harus tetap dilestarikan," kata Ketua Panitia Festival, AL Saptandyo kepada detikcom, Kamis (14/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nasiwiwit, dulu dipakai atau dibuat kalau pas mau panen. Ini merupakan wujud syukur dan terima kasih petani karena diberikan panen yang baik.Wiwit juga beratimiwiti atau mengawali benih yang baik untuk pertanian selanjutnya," terangnya.
![]() |
Sedangkan memedi sawah, kata Saptandyo, biasa dipergunakan oleh para petani untuk mengusir hama burung pipit yang kerap memakan padi. Bentuk atau wujud dari memedi sawah ini berbagai macam, tergantung dari pembuatnya.
"Khusus untuk festival memedi sawah kali ini, kita membebaskan para peserta untuk membuat memedi dengan wujud dan bahan apa pun. Kecuali dari bahan plastik," ungkapnya.
Ada sebanyak 27 dusun di Desa Ngawen, Kecamatan Muntilan yang berpartisipasi dalam festival kali ini.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, Olahraga Kabupaten Magelang, Iwan Sutiarso, mengaku mendukung pelaksanaan festival memedi sawah. Even ini merupakan salah satu bagian dari daya tarik wisata Kabupaten Magelang. Tujuannya antara lain untuk menggerakkan desa wisata dan wisata pedesaan.
"Selain untuk melestarikan tradisi yang sudah ada, melalui even seperti ini kita berharap agar kunjungan wisatawan ke desa wisata bertambah. Kemudian, lama tinggal wisatwan juga meningkat, sehingga berdampak pada kesejahteraan masyarakat," jelas Iwan.
Dikatakannya, Kabupaten Magelang memiliki tiga bidang unggulan, yakni pertanian, industri kecil, dan pariwisata. "Kami berharap, ketiganya bisa berkolaborasi untuk kesejahteraan masyarakat," tandasnya.
(bgs/bgs)