Aksi digelar di halaman Kantor Bupati Rembang di Jl Diponegoro, Tasikagung, Kamis (14/9/2017). Di halaman kantor bupati, massa menggelar orasi dan membawa beberapa poster.
Mereka menuntut penutupan pabrik, atas dasar hasil rekomendasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) yang diterbitkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) maupun Kantor Staf Kepresidenan pada bulan April 2017 silam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka menilai pemerintah daerah tidak melakukan upaya aktif untuk melindungi lingkungan hidup khususnya kawasan lindungan karst di sekitar Rembang.
Sambil membawa sejumlah poster berisi penolakan pendirian pabrik semen, mereka meminta dipertemukan dengan Bupati Rembang, Abdul Hafidz. Selama orasi, puluhan massa yang sebagian besar merupakan ibu-ibu, terus mengumandangkan shalawat.
"Kami meminta untuk bisa bertemu dengan bapak bupati, agar pak bupati tahu ada rakyatnya yang masih menolak pendirian pabrik semen," imbuhnya.
Bahkan, massa sempat mengancam akan tetap berada di lokasi, jika permintaannya untuk bertemu dengan bupati tidak dipenuhi. Mereka mengaku siap mendirikan tenda perjuangan di depan kantor bupati, jika tidak dipenuhi permintaannya bertemu denganya. Selama aksi berlangsung aparat Polres Rembang juga berjaga-jaga di sekitarnya.
Hingga aksi bubar, Bupati Rembang, Abdul Hafidz tidak berada di tempat karena ada acara di Semarang. Massa kemudian membubarkan diri dengan tertib. (bgs/bgs)