Meski tenar di Yogya, sebenarnya Sujud bukan asli warga Yogya. Ayahnya Sujud, Wiro adalah seniman asal Klaten, Jawa Tengah yang berkecimpung di bidang seni cokekan dan karawitan.
"Saya lahir tanggal 20 September 1953 di Klaten," kata Sujud saat ditemui detikcom di kediamannya, Rabu (13/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya mulai ngamen pakai kendang sejak tahun 1964, keliling kampung-kampung di sekitar Yogya," ucapnya.
![]() |
Karena keeterbatasan ekonomi yang memaksa Sujud mengamen di Kota Yogyakarta keliling kampung hingga beberapa kota lain di sekitar Yogyakarta. Di kota ini akhirnya nama Sujud semakin banyak dikenal, dan tenar sebagai seniman jalanan yang khas dalam memainkan kendang tunggalnya.
Sujud bercerita saat mulai ngamen menggunakan kendang, banyak masyarakat Yogya yang bertanya-tanya. Lantaran di Yogya kala itu memang tidak begitu familiar dengan musik kendang.
"Kalau kendang di Yogya (dulu) kan tidak ada. Saat saya ngamen dengan menggunakan kendang ternyata banyak yang suka. Akhirnya saya menamainya dengan kendang tunggal," selorohnya.
Kendang memang tidak bisa dipisahkan dari Sujud. Baginya memainkan kendang di jalanan tidak hanya sekedar mengamen. Alunan musik kendang disebutnya adalah sarana ekspresi, sekaligus sebagai sarana menghibur masyarakat.
"Musik kendang ini adalah peninggalan orangtua, tidak akan saya tinggalkan," tegasnya.
Berbekal musik kendangnya itu, perlahan-lahan nama Sujud sebagai musisi jalanan semakin tenar di Yogya. Saking tenarnya, musisi jalanan yang khas dengan blangkonnya ini, kerap mendapat job manggung sampai ke luar daerah.
"Kalau panggilan manggung kadang-kadang dari Jakarta, Semarang, Surabaya, Balikpapan, Madiun, dan daerah-daerah lainnya," tambahnya.
Lirik lagu yang dibawakan Sujud juga dikenal dengan liriknya yang lucu sehingga mengundang banyak tawa orang yang menontonnya. Beberapa lagu yang sering dimainkan Sujud di antaranya 'Kolam Susu,' Muda-Mudi', 'Mata Indah Bola Ping-pong' dan lagu-lagu lainnya terutama lagu era 1970-1980-an. Berbagai lirik tersebut dia tata ulang, disesuaikan dengan irama kendang tunggal yang dimainkannya.
"Lirik-liriknya lagu tersebut biasanya saya bikin humor. Supaya orang-orang bisa pada tertawa," kata Sujud yang memperkenalkan diri sebagai petugas pemungut pajak rumah tangga itu.
Namun seiring bertambahnya umur, kesehatan Sujud saat ini mulai terganggu. Sudah hampir empat bulan ini dia sakit-sakitan, sehingga memaksanya sementara waktu menepi dari dunia musik jalanan.
"Kalau sehat saya ingin segera balik ngamen. Agar orang-orang yang kangen dengan lagu-lagu yang saya bawakan, kangennya terobati. Intinya agar masyarakat kembali terhibur," pungkasnya.
(bgs/bgs)