"Sampahnya kadang-kadang ada yang berupa tikar, kasur. Tetapi kebanyakan adalah sampah plastik dan sampah rumah tangga," jelas seorang petani asal Desa Purwomartani, Ambyah (70) saat ditemui detik.com, Selasa (12/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga sekitar sudah berupaya memperingatkan para pembuang sampah tersebut. Namun peringatan warga tak digubris.
"Biasanya orang lewat pakai mobil dan motor langsung buang sampah ke selokan. Mereka itu buang sampah tidak mengenal waktu, mulai dari pagi, siang, sore dan malam. Tetapi memang yang paling banyak dijumpai pas magrib dan subuh," ucapnya.
Ambyah mengatakan kebanyakan yang membuang sampah ke selokan bukan warga Desa Purwomartani. Dia tidak mengetahui dari mana mereka berasal.
"Kalau orang kampung sini, warga Dusun Kadirojo II tidak buang sampai ke selokan. Karena rumah-rumah warga kampung, setiap pagi diambil sampahnya oleh petugas kebersihan," imbuh Ambyah.
![]() |
"Bisa saja kan sampahnya dari Condongcatur, dari Maguwoharjo. Karena di sana, di samping kanan kiri selokan banyak rumah-rumah warga. Jelas tumpukan sampah di sini dikeluhkan warga, bau," tandasnya.
Tumpukan sampah di Selokan Mataram di Desa Purwomartani hampir tiap hari dijumpai. Oleh karenanya, dia berharap pemerintah turun tangan. Apalagi selama ini belum ada solusi nyata dari pemerintah untuk mengatasi tumpukan sampah tersebut.
"Selama ini adanya hanya keluhan-keluhan (warga) saja, padahal tumpukan sampah di selokan ini sudah berlangsung lama, puluhan tahun," pungkasnya. (sip/sip)