Awalnya ia mendapatkan laporan dari masyarakat setempat yang resah atas kasus perdagangan wanita di Dukuh Rames Desa Sukoharjo Kecamatan Wedarijaksa Pati.
Modusnya, sang mucikari menggunakan kedok warung kopi, dan menyediakan kamar beserta PSK untuk melayani para hidung belang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun di sisi lain, ia juga memiliki tanggung jawab moral sebagai aparat penegak hukum untuk dapat membongkar kasus tersebut.
"Warga setempat resah karena adanya lokalisasi berkedok warung kopi itu. Sehingga, saya merasa perlu untuk terjun langsung mengungkap bagaimana kasus tersebut terjadi," kata AKP Sulis, Senin (11/9/2017).
Bersama dengan salah satu anggotanya dariunitreskrimPolsekWedarijaksa,BripdaMira, keduanya memulai aksinya. Mereka berdandan dan mengaku menjadi janda yang sedang membutuhkan uang guna kebutuhan hidup.
"Kita mulai berangkat sekira pukul 19.00 WIB dari Mapolsek menuju ke lokasi. Sampai di sana bertemu dengan sang mucikari, saya pakai daster, sedangkan Bripda Mira pakai celana pendek," jelasnya.
Di lokasi tersebut, AKP Sulis sempat dipatok tarif oleh mucikari seharga Rp 50 ribu. Sedangkan Bripda Mira juga sempat langsung ditawar oleh hidung belang Rp 350 ribu. Keduanya kemudian meninggalkan lokasi sekira pukul 21.30 WIB.
Keesokan harinya, jajaran tim reskrim Polsek Wedarijaksa bersama Kapolsek AKP Sulis dan Bripda Mira, menggerebek mucikari bersama dengan tiga orang PSK yang ada. Termasuk pula, juga diamankan satu orang lelaki hidung belang yang kedapatan berduaan dengan salah satu PSK di salah satu kamar.
Kini, kelima pelaku praktik porstitusi telah diamankan di Mapolsek Wedarijaksa Pati untuk dilakukan pembinaan.
"Setelah dilakukan penggerebekan di tempat tersebut, didapati pasangan mesum berlainan jenis berada dalam satu kamar. Dan harga sewa kamar untuk sekali bersetubuh harus membayar Rp 30 ribu," jelasnya. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini