"Seluruh penyuluh (dari Kemenag) yang ada masyarakat, terutama yang ada di desa-desa dan kecamatan kami gerakkan. Tujuannya untuk membentengi (agar tidak) bunuh diri, dengan majelis taklim atau kajian keagamaan," jelas Plt Kepala Kemenag Gunungkidul, Mukotib ke detik.com, Senin (11/9/2017).
Dia menerangkan, jumlah penyuluh di desa-desa di Gunungkidul kurang lebih ada 144 orang, mereka tersebar di 18 kecamatan. Petugas tersebut belum termasuk PNS di lingkungan Kemenag berjumlah 30 orang, yang khusus ditugaskan memonitor dan memberikan pemahaman ke warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya ketahanan keluarga bukan semata-mata agar pasangan suami istri tidak bercerai di tengah jalan. Melainkan ketahanan keluarga adalah usaha bersama agar keluarga itu dapat hidup sejahtera, dan hubungan keluarga tidak pupus di tengah jalan karena persoalan bunuh diri.
"Gerakan (ketahanan keluarga) sekarang ini sudah mulai, di Wonosari sudah berjalan hari ini," paparnya.
Meski demikian, Mukotib mengakui tidak mungkin fenomena bunuh diri di Gunungkidul diatasi sendiri oleh Kemenag saja. Oleh karenanya dia mengajak seluruh komponen masyarakat dan pemerintah, bergerak bersama memecahkan masalah tersebut.
"Tidak usah (melimpahkan) kesalahan ke satu orang. Tapi semuanya harus bergerak sesuai dengan posisinya masing-masing. Mereka (semua warga) harus dirangkul sebagai saudara, kita tuntaskan masalahnya," tutupnya. (sip/bgs)