Siswa SDN 1 Kebutuhjurang, Banjarnegara harus memenuhi kebutuhan hidup dirinya, sang ibu Biyah (40) dan kakeknya Sumedi (82).
Ketika teman-teman sepantarannya bermain, Hafidin memilih membantu para tetangganya mengantar atau membeli keperluan di warung. Dari sana dia demi mendapat uang Rp 1.000 atau Rp 2.000.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, terkadang tidak ada tetangga yang meminta bantuannya. Dengan terpaksa, ia pun memberanikan diri meminta makanan di rumah saudaranya.
![]() |
Beruntung, Hafidin dan keluarga masih mendapat tempat tinggal setelah rumah yang sebelumnya ditinggali ambruk karena lapuk. Saat ini, mereka tinggal di rumah saudaranya di Desa Kebutuhjurang Kecamatan Pagedongan yang kosong ditinggal merantau di Kalimantan.
Namun, hidup di bawah kemiskinan tidak lantas membaut Hafidin patah semangat. Ia tetap terlihat ceria layaknya anak-anak seusianya meski sudah memiliki tanggungjawab yang besar.
"Cita-cita saya ingin menyembuhkan ibu dan punya rumah sendiri," ujarnya.
Ibundanya, Biyah mengaku terpaksa menyuruh anaknya untuk mencukupi kebutuhan. Meski diakuinya, uang yang ia dapat juga tidak banyak.
"Untuk makan sehari-hari, kalau Hafidin tidak ada yang nyuruh, kami mengandalkan pemberian makan dari saudara atau tetangga," kata dia.
(sip/sip)