Seru! Turis Bule Ikut Rebutan Gunungan Grebeg Besar Keraton Yogya

Seru! Turis Bule Ikut Rebutan Gunungan Grebeg Besar Keraton Yogya

Edzan Raharjo - detikNews
Sabtu, 02 Sep 2017 13:29 WIB
Turis mancanegara ini akan membawa pulang hasil rebutan Gunungan Grebeg Besar di Yogyakarta. Foto: Edzan Raharjo
Yogyakarta - Kraton Kasultanan Ngayogyakarta menggelar tradisi Grebeg Besar perayaan Hari Raya Idul Adha 1438 Hijriah. Keraton Yogyakarta mengeluarkan 7 gunungan yang kemudian diperebutkan oleh warga masyarakat.

Tidak hanya masyarakat lokal yang ikut berebut gunungan. Tetapi juga turis asing yang sedang wisata di Yogyakarta. Bahkan ada yang membawa pulang ke negaranya.
Suasana Grebeg Besar, Keraton Yogyakarta. Suasana Grebeg Besar, Keraton Yogyakarta. Foto: Edzan Raharjo
Wisatawan asal Jerman, Michelle (21) mengatakan bahwa ini pengalaman pertamanya melihat tradisi Grebeg. Ia dan beberapa temanya mendapatkan beberapa bambu dan akan dibawa pulang.

"Ini sungguh indah, sangat spesial, di negara kami tidak ada seperti ini," kata Michelle di halaman Masjid Gede Kauman Yogyakarta, sambil menunjukkan bambu yang ia dapatkan, Sabtu (2/9/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, warga Yogyakarta, Nenek Darto (71), yang mendapatkan beberapa bambu juga akan membawanya pulang. Bambu tersebut akan disimpan di rumah karena dia meyakini ada berkah di benda tersebut.

"Kula ben tahun mriki, niki mangke dingge taneman kajenge lemu, subur, aman, boten kengeng omo(saya tiap tahun ke sini, ini untuk tanaman biar gemuk, subur, aman, tidak kena hama)," kata Nenek Darto.
Warga Yogya membawa pulang hasil rebutan Gunungan Grebeg Besar, Keraton Yogyakarta.Warga Yogya membawa pulang hasil rebutan Gunungan Grebeg Besar, Keraton Yogyakarta. Foto: Edzan Raharjo
Gusti Bendoro Pangeran Haryo (GBPH) Yudhaningrat atau Gusti Yudho sebagai Manggala Yuda (Panglima Prajurit), mengatakan ada 7 gunungan yang dikeluarkan. Sebanyak 5 di antaranya untuk Keraton yang dibawa di masjid Gede Kauman dan 2 gunungan jaler dibawa ke Puro Pakualaman dan Kepatihan.

"Gunungan ini simbolisasi dari kemakmuran Yogyakarta karena semuanya dari hasil bumi. Makna lain, ini adalah sedekah Sultan (Raja) untuk mewujudkan manunggaling kawulo gusti yakni Gusti Allah dengan manusia dan rakyat dengan Sultan," kata Gusti Yodho usai memimpin prajurit.

Ketujuh gunungan atau parede yaitu terdiri atas gunungan kakung, puteri, gepak, darat, dan pawuhan. Lima di antaranya diarak ke Masjid Gedhe Kauman, sedangkan dua gunungan menuju Kepatihan dan Puro Pakualaman. Dalam setahun kraton Yogyakarta melaksanakan 3 kali tradisi Grebeg, yaitu Grebeg Syawal, Maulid dan Grebeg Besar. (sip/sip)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads