Setelah dilakukan rapat yang difasilitasi Kecamatan antara warga, MUI Banyumas dan tokoh masyarakat, makam 'dadakan' itu akhirnya dibongkar.
Warga merasa resah dengan keberadaan tumpukan batu menyerupai makam itu. Apalagi mendengar informasi akan diadakan dzikir yang melibatkan 1.000 orang di tempat itu. Beberapa orang dari luar daerah yakni Kecamatan Rembang, Purbalingga percaya merupakan makam syeh Hasbullah yang merupakan pendiri Purwokerto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Warga menghendaki agar dibongkar, kami rapat di kantor karena setelah haji akan akan acara di sini, 1.000 jamaah. Rapat lintas sektor diambil kesimpulan agar tidak yang menimbulkan syirik berdasarkan fatwa MUI kita diarahkan kembali ke akidah kita berdasarkan alquran dan hadits," kata Camat Purwokerto Utara Pamudji Budiarto kepada wartawan di lokasi, Kamis (31/8/2017).
Namun dikarenakan tanah tersebut merupakan tanah milik Pemkab Banyumas, saat hendak dibongkar, Bupati Banyumas, Achamad Husain secara lisan sempat meminta agar tumpukan batu menyerupai makam tersebut jangan dulu dibongkar. Namun dikosongkan dan diminta tidak ada kegiatan dzikir serta pembongkaran.
"Menurut mereka (jamaah dzikir kubro saat rapat) tidak keberatan ini dibongkar. Mereka tidak akan menghadirkan massa dan akan melaksanakan dzikir di mushola serta tidak mencolok. Tapi petunjuk bupati di status quokan agar tidak ada kegiatan dzikir dan tidak ada kegiatan pembongkaran makam. Ii amanat Bupati Banyumas," kata Pamudji di depan warga.
Mendengar hal tersebut warga tetap meminta agar tetap dilakukan pembongkaran tumpukan batu menyerupai makam. Warga beralasan mereka sudah melakukan tindakan akuisisi secara sepihak di tempat itu. Selama ini tidak pernah ada sejarah syech di tempat ini.
![]() |
"Mendatangkan jamaah dari luar sudah meresahkan kita. Ini ada pelanggaran perda. Kalau bupati meminta status quo dasarnya tidak ada. Kalau ada hitam di atas putih kita bisa. Kita tetap membongkar," ucap salah satu warga Nanang Sugiri.
Usai dilakukan negosiasi antara warga, Satpol PP, Camat dan lurah, tumpukam batu itu dibongkar dengan disaksikan kepolisian dan koramil. Warga juga kembali menanami lokasi tersebut dengan tanaman singkong karena memang sebelumnya dilokasi tersebut dimanfaatkan warga sebagai ladang.
"Kita warga Karangwangkal sepakat untuk membongkar dan menghentikan semua kegiatan. Karena di sini tidak ada apa apa," jelas Nanang.
(arb/bgs)