"Sakit mata biasa terjadi pada hewan kurban di musim kemarau seperti saat ini. Tapi sudah langsung kami berikan obat berupa salep," jelas Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magelang, drh John Manglapy seusai meninjau di beberapa lokasi penjualan kambing kurban, Selasa (29/8/2017).
Menurutnya, meski berpotensi menular, namun sakit mata tidak sampai mempengaruhi kualitas daging hewan kurban. Pengobatan berupa pengolesan salep mata dirasa cukup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemeriksaan ini untuk mengantisipasi kasus penyakit hewan. Selain itu, juga agar masyarakat tahu bagaimana menyediakan daging korban yang aman, sehat, utuh, halal (ASUH)," kata John.
Dia menyebutkan, pemeriksaan juga dilakukan untuk mengetahui apakah hewan ternak sudah memenuhi syarat untuk dipotong atau belum. Caranya dengan memeriksa umur hewan, kesehatan, gigi poel atau belum, dan kondisi fisik lainnya.
John menghimbau masyarakat agar lebih selektif ketika membeli hewan kurban. Terutama jika mendapatkan hewan yang berasal dari luar wilayah Kabupaten Magelang.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memastikan bahwa hewan tersebut sudah dilengkapi dengan surat keterangan kesehatan hewan.
"Sejauh ini, kami belum menemukan hewan yang berpenyakit parah, namun demikian kami meminta masyarakat antisipasi. Apalagi wilayah ini berada diantara daerah endemis penyakit hewan," katanya.
Dinas sendiri tahun ini menyiapkan sebanyak 55 petugas yang akan melayani sebanyak 372 desa di Kabupaten Magelang. Selain itu, ada juga posko pemeriksaan hewan yang ditempatkan di pasar hewan Muntilan.
Sementara, salah satu peternak, Feri mengaku terbantu dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh dinas terhadap hewan ternaknya.
"Setelah diperiksa, kami jadi merasa yakin saat akan menjualnya. Sampai saat ini, hewan kurban yang kami jual terjauh ke Jakarta," terangnya. (bgs/bgs)











































