"Terkait postingan tersebut Ratna mengaku ke petugas (kepolisian) terkejut, dia juga membantah terlibat Saracen," ujar Kapolsek Srandakan Kompol Slamet kepada detikcom di kantornya, Senin (28/8/2017).
Slamet menjelaskan anggotanya mendatangi Ratna pada Sabtu (26/8) siang. Kedatangan mereka terkait dengan adanya akun Twitter @MustofaNahra yang menyebut penggerak hoax adalah PNS di Bantul dengan akun @nana121287 adalah penggerak hoax.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, Ratna juga ditawari menjadi laader tim IT tersebut, sebagai gantinya dia bakal mendapat imbalan Rp 7 juta. Setelahnya Ratna diminta mengirim fotokartu identitas oleh akun tersebut.
"Lewat inbox (DM) Ratna dimintai identitas, berupa foto KTP. Setelahnya juga meminta nomor rekening bank," tuturnya.
Merasa curiga pada tanggal 8 Februari 2017 Ratna berinisiatif menanyakan akun @MustofaNahra, ke akun @NetizenTofa si pemilik asli @MustofaNahra.
Menurut keterangan akun @NetizenTofa, akun @MustofaNahra telah dibajak orang tak dikenal, dan dikatakan pencuri akun adalah penipu. Sejak saat itu, Ratna mengaku telah memblokir akun MustofaNahra.
Hingga akhirnya Ratna mengetahui bahwa namanya disebut bahkan foto KTP-nya diposting oleh akun tersebut pada Jumat (25/8). Karena menjadi banyak perbincangan, Ratna mengaku kepada polisi dirinya menonaktifkan saat itu langsung menonaktifkan akun @nana121297 miliknya.
"Setelah namanya (Ratna) banyak dibicarakan di media sosial. Dia memilih memblokir akunnya (sendiri), wong dia masyarakat biasa," tutur Slamet.
"Kemarin waktu Ratna Sabtu (26/8) datang ke kantor (Polsek Srandakan), orangnya bilang sendiri ke saya akunnya udah diblokir (dinonaktifkan). Kalau ternyata akunnya masih aktif sampai sekarang saya tidak tahu, karena belum mengecek langsung. Kalau soal ini (akunnya masih aktif), bisa konfirmasi langsung ke Ratna," jelas Slamet.
Namun saat detikcom berusaha menemui Ratna di kantornya, dia sedang melaksanakan tugas work shop di luar kantor hingga dua hari ke depan. (sip/sip)