Tidak seperti tahun sebelumnya, tradisi ini sengaja ditempatkan di sekitar sungai dengan mengusung tema "Ruwat Rawat Sungai". Tiap warga membawa nasi serta lauk pauk diletakkan berjajar di tengah jembatan.
Ritual tersebut dimulai dengan tahlil dan doa bersama untuk kemudian menyantap nasi yang dibawanya. Selanjutnya, warga bergotong-royong membersihkan sungai, yang mulai tercemar limbah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tradisi Barikan sebenarnya untuk ungkapan rasa syukur kepada Tuhan yang telah melimpahkan rahmatnya. Karena sungai yang selama ini menjadi sumber air tercemar, maka Barikan dikhususkan untuk berdoa supaya Tuhan melimpahkan sungai yang bersih," tutur dia, Jumat (25/8/2017).
Menurutnya, warga sudah tidak lagi hanya bergantung pada pemerintah setempat untuk menanggulangi pencemaran.
"Kami sudah meminta kepada pemerintah, tapi alangkah baiknya warga juga ada aksi nyata, yakni membersihkan sungai secara mandiri," paparnya.
Kepala Desa Karangrandu, Syahlan menambahkan, kondisi sungai tidak berubah meski sudah dibersihkan dengan alat berat dan membuka bendungan.
"Warga di sini tahu pentingnya menjaga sungai. Untuk itu, momen Barikan dimanfaatkan untuk doa bersama dan bersih-bersih sungai," tandasnya.
Hasil uji laboratoriun Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupatebn Jepara menyatakan air Sungai Pecangaan tercemar limbah fenol dan chemical oxygen demand. Limbah tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor dan dinyatakan kondisinya tercemar ringan.
Kasi Penataan dan Penataan DLH, Aris Widjanarko menuturkan uji laboratorium yang dilakukan bekerjasama dengan laboratorium Cito telah dilakukan beberapa waktu lalu. Penyebab pencemaran ada beberapa faktor.
"Dari hulu hingga hilir terdapat kontribusi yang menyebabkan air Sungai di Karangrandu menghitam dan berbau," kata Aris, Senin (21/8).
Sementara Kasi Perencanaan dan Kajian Dampak Lingkungan (PDKL) M Ikhsan menambahkan uji laboratorium Cito dilakukan menggunakan sampel air yang diambil di tiga titik. Sampel air diambil dari 3 kilometer dari pabrik garmen, sepanjang aliran sungai yang terdapat industri tahu-tempe, serta sungai yang berada di bendungan Desa Karangrandu. (sip/sip)