Para pelajar dan warga nekat melintas di jembatan miring karena jembatan tersebut akses yang paling dekat yang menghubungkan Desa Srihardono dan Seloharjo, Pundong. Di kedua ujung jembatan telah dipasang palang besi, namun para pelajar dan warga yang berjalan kaki maupun bersepeda bisa lewat. Yang membawa sepeda terpaksan harus mengangkat lebih dulu agar bisa lewat palang.
Seperti yang terjadi hari ini, Jumat (25/8/2017), satu persatu para pelajar baik SD, SMP, SMA dan lainnya harus menjunjung sepeda mereka. Jika rombongan, mereka bergantian dan saling membantu menaikan sepeda. Demikian halnya dengan warga yang akan ke pasar atau mencari rumput juga harus membopong lebih dulu sepedanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Banyak juga yang memilih menitipkan sepedanya ke rumah warga. Kemudian mereka melintasi jembatan dengan berjalan kaki. Anak-anak SD pun banyak juga yang nekat tetap membawa sepeda melintasi jembatan.
"Tiap hari lewat sini, kalau lewat jalan lain jauh,"kata Fais, salah satu siswa SD.
Salah satu warga, Surip(65) juga harus membopong sepeda lebih dulu. Ia melintasi jembatan ini karena akan ke Pasar Pundong. Sebab jembatan ini yang paling dekat menuju pasar.
Sebelumnya, Kepala seksi pembangunan jalan dan jembatan bina marga Dinas PU DIY, Bambang Sugaib mengatakan jembatan miring tersebut merupakan aset yang dimiliki oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Dengan demikian anggarannya menjadi tanggung jawab dari BBWS.
"Kondisinya memang sudah sangat membahayakan. Sudah seharusnya diganti," kata Bambang Sugaib. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini