Bahkan berdasarkan penuturan warga sekitar, semburannya jauh lebih besar dibandingkan yang terjadi saat ini.
Kepala Dusun, Suparno menceritakan jika peristiwa serupa pernah terjadi sekitar 7 tahun silam. Lokasi semburan juga tak jauh dari lokasi semburan lumpur di RT 06/ RW 02 itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya semburan sebelumnya sempat mengeluarkan api. Peristiwa tersebut terjadi ketika warga sedang membuat sumur bor. Ketika pengeboran mencapai kedalaman sekitar 9 meter, tiba-tiba lumpur menyembur dari dalam lubang dan keluar api.
"Kalau yang dulu itu ada warga yang bikin sumur bor untuk masjid, terus malah keluar semburan lumpur kayak gini, bahkan ada apinya" imbuh Suparno.
warga melihat lokasi semburan lumpur Foto: Rinto Heksantoro/detikcom |
Berdasarkan pantauan di lokasi hingga hari ini Jumat (25/08/17), lokasi yang merupakan proyek jalur ganda rel kereta api itu masih banyak warga yang berdatangan untuk melihat pusat semburan. Namun warga tidak boleh mendekati kartena dipasang garis polisi.
Seperti diberitakan sebelumnya, semburan lumpur di Desa Kabekelan, Kecamatan Prembun itu berawal ketika pihak rekanan PT KAI, PT Yasa Pola Remaja yang melakukan sondir atau pengeboran tanah dengan pipa berukuran 1 inchi. Proyek dalam rangka pengambilan sampel untuk pembangunan rel ganda PT KAI itu akhirnya dihentikan setelah lubang pengeboran mengeluarkan semburan lumpur setinggi 1,5 meter.
Meskipun kini semburan telah berhenti, namun hingga pagi ini suara gemuruh masih terdengar dari dalam tanah.
"Alhamdulillah sudah berhenti, soalnya takut jika sampai membesar seperti yang di Lapindo" kata Mujiati (45), seorang warga sekitar.
Garis polisi pun masih terpasang di sekitar pusat semburan. Pihak aparat keamanan juga menghimbau warga agar tidak terlalu dekat dengan pusat semburan karena dikhawatirkan akan muncul semburan susulan yang lebih besar. (bgs/bgs)












































warga melihat lokasi semburan lumpur Foto: Rinto Heksantoro/detikcom