Kekurangan Air Irigasi, Tanaman Sayur di Brebes Dibiarkan Mengering

Kekurangan Air Irigasi, Tanaman Sayur di Brebes Dibiarkan Mengering

Imam Suripto - detikNews
Kamis, 24 Agu 2017 17:58 WIB
Tanaman cabai di Brebes mengering. Foto: Imam Suripto
Brebes - Tanaman sayur di kawasan pantura Brebes, Jawa Tengah, dipastikan tidak bisa dipanen. Sebab tanaman tersebut mengering kekurangan air irigasi.

Saluran irigasi yang ada di kawasan ini tidak menyisakan air sedikitpun. Petani mengaku butuh biaya besar untuk mendapatkan air agar tanamannya tetap hidup dengan cara memompa dari sungai. Namun hal ini tidak dilakukan karena harga jual hasil panen anlok dan tidak menutup biaya irigasi.

Di area persawahan Kelurahan Pasarbatang, Brebes, saat ini tanaman sayur yang ditelantarkan pemiliknya dan mati kekeringan. Saluran irigasi yang ada juga tidak menyisakan air sedikitpun, sehingga petani kesulitan mendapatkan air irigasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Biasanya saat kemarau, para petani akan berusaha mendapatkan air irigasi dengan cara memompa dari sungai agar tanamannya tetap hidup.

Namun hal ini tidak dilakukan petani karena harga jual sayur mayur yang mereka tanam sangat murah.

Sebagian besar tanaman yang ditelantarkan pemiliknya adalah jenis cabai, terong dan mentimun. Hampir semua tanaman tersebut saat ini mengering akibat musim kemarau yang panjang.

Saat ini, harga cabai di tingkat petani turun hingga Rp 4.000 per kg untuk jenis cabai hijau besar. Sedangkan harga cabai rawit putih berkisar Rp 8.000 per kg.

"Mengambil air dengan cara memompa dari sungai membutuhkan biaya yang cukup besar, mengingat jarak sungai dan lahan pertanian cukup jauh. Sementara, hasil panen yang didapat tidak sebanding dengan biaya irigasi," kata Sarjan (64) warga Desa Pagejugan Brebes, saat ditemui Kamis (24/8/2017) siang.

Akibatnya, meski tanaman cabai di sawah masih menyisakan buah, namun mereka memilih membiarkan tanamannya mati kekeringan. Akibat kondisi ini, petani mengaku mengalami kerugian yang besar.

Hampir semua petani di kawasan ini sepenuhnya menggantungkan air dari saluran irigasi terutama saat memasuki kemarau. Namun menurut petani sudah hampir dua bulan ini, salurah tersebut kondisinya kering.

Instansi terkait yakni Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Tata Ruang Kabupaten Brebes, membantah terjadinya krisis air irigasi di Brebes. Kekurangan air irigasi yang dirasakan petani disebabkan karena debit air menurun dan adanya sistem gilir.

"Berdasarkan pantauan di lapangan belum ada yang menyatakan adanya kekeringan. Saat ini walaupun debit air menurun tapi kita melakukan pembagian air secara bergilir. Seperti di daerah Malahayu itu empat hari mengalir lima hari mati," ujar Muhamad Taulani, Kabid Irigasi Dinas PSDA dan Tata Ruang Brebes.

Sistem bergilir ini sudah dilaksanakan sejak awal Agustus lalu. Saat kemarau seperti ini banyak permintaan air dari petani, dan petugas di lapangan diberikan tugas melakukan pengawalan agar air sampai pada tujuannya. (sip/sip)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads