"Kasus bunuh diri di Gunungkidul masih tinggi, Bu," ujar Badingah ke Mensos, Kamis (24/8/2017).
Merujuk data yang dimiliki kepolisian, angka bunuh diri di Gunungkidul memang tergolong tinggi di DIY. Selama tahun 2017 hingga saat ini sudah ada sekitar 20 kasus bunuh diri di Gunungkidul. Untuk mengatasi persoalan ini pemkab telah membentuk Satgas Berani Hidup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang angka kemiskinan (di Gunungkidul) masih tinggi," katanya.
Namun menurut Badingah, dengan menggeliatnya sektor pariwisata di Gunungkidul problem kemiskinan mulai teratasi.
"Namun (kemiskinan) bisa ditekan, karena kami terus mengembangkan pariwisata yang memiliki multiplier effect," ucapnya.
Permasalahan sosial lainnya yang Badingah ceritakan seperti kasus pernikahan dini. Menurut Badingah pernikahan anak di Gunungkidul juga mulai berhasil ditekan. Salah satu caranya pemkab kini mengoptimalkan data Sistem Informasi Desa (SID).
"Data SID kan langsung diolah desa, sehingga nanti datanya bisa dikomparasi dengan data Kemensos untuk menanggulangi masalah sosial," paparnya.
Menanggapi pemaparan Badingah, Khofifah mengatakan untuk menekan angka bunuh diri harus dibangun jiwa dan raga yang kuat. Untuk itu pihaknya akan merevisi pemahaman 4 sehat dan 5 sempurna, dengan menambah satu poin lagi yakni olahraga.
"Pemahaman 4 sehat dan 5 sempurna ini akan direvisi. Sehat saja tidak cukup, meskipun sudah makan dan minum bergizi, tetapi juga harus ditambah dengan olahraga," pungkasnya. (sip/sip)