Kelainan Genetik, Anak Kambing di Purworejo Berkepala Aneh

Kelainan Genetik, Anak Kambing di Purworejo Berkepala Aneh

Bagus Kurniawan - detikNews
Rabu, 23 Agu 2017 10:26 WIB
Foto: Rinto Heksantoro/detikcom
Purworejo - Seekor anak kambing milik Sunaryo (42) warga Desa Plandi, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo mempunyai bentuk kepala aneh. Ada warga sekitar yang mengatakan bentuknya yang aneh itu banyak warga yang ingin melihatnya.

Anak kambing yang baru berumur 5 hari itu berjenis kelamin jantan dengan berat sekitar 4 kg. Karena bentuk kepala yang aneh itu, berita menyebar dari mulut ke mulut warga. Karena penasaran, banyak warga yang mendatangi rumah Sunariyo untuk melihat dari dekat anak kambing tersebut.

Bentuk kepala anak kambing itu tidak seperti kambing pada umumnya. Bagian kepala depan hingga hidung agak rata. Daun telinga tidak panjang tapi berbentuk seperti telinga kelinci.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kaget ketika melihat bentuk kepalanya itu tidak seperti anak kambing lainnya," kata Sunaryo di rumahnya.

Menurutnya induk kambing sudah beranak lima kali. Saat melahirkan yang kelima ini anak kambing mempunyai bentuk kepala aneh. Kondisi anak kambing tersebut sehat namun masih kesulitan berdiri sehingga tidak bisa menyusui induknya. Oleh Sunaryo kemudian dibantu dengan menyusui memakai botol.

"Bila menyusu induknya kesulitan bernafas karena lubang hidungnya tertutup bibir bawah," katanya.

Secara terpisah Kabid Peternakan Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan (DPPKP) Kabupaten Purworejo, Muhammad Riyanto mengatakan penyebab kelainan kambing milik Sunaryo itu hanya merupakan kelainan genetik saja.

Menurtnya penyebab kelainan bisa disebabkan faktor internal maupun eksternal. Faktor internal bisa disebabkan adanya kelainan sel yang dimiliki oleh induk sehingga proses pembuahan tidak maksimal. Sedangkan kelainan eksternal dapat disebabkan kurangnya gizi yang dikonsumsi oleh induk kambing tersebut.

"Embrionya tidak berkembang normal sehingga pertumbuhan tulang rahang pada bagian mukanya tidak maksimal. Mungkin juga karena gizi yang dikonsumsi kurang baik" pungkas Riyanto. (bgs/bgs)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads