"Tidak benar info dari LKY bahwa 2015 ada jamaah yang gagal berangkat. Kemudian di tahun 2016 juga tidak benar ada ratusan yang gagal berangkat. Di tahun 2017 (jamaah gagal berangkat) juga tidak benar," kata Yuli saat ditemui detikcom di kantornya, di Kampung Pathuk Yogyakarta, Selasa (22/8/2017).
"Kami sudah memberangkatkan 300 lebih jamaah, datanya ada semua. Sisa jamaah tinggal sekitar 98 jamaah yang belum berangkat, pasti akan kami berangkatkan dimulai Bulan November tahun ini. Ada juga beberapa jamaah yang mengundurkan diri," tandasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itupun (yang mengundurkan diri) akan kami kembalikan biayanya secara penuh. Hanya (biayanya) dipotong keperluan pribadi, seperti parpor, vaksin, seragam dan lain sebagainya," ungkapnya.
Perihal biaya umrah yang murah bagi jamaah MT Amanah, Yuli mengatakan ada sejumlah donatur dan lembaga yang memberikan subsidi.
"Memang betul ada lembaga yang memberikan subsidi. Intinya kami itu niatnya ibadah, relawan kami di sini tidak mendambakan apa-apa," ucapnya.
Yuli mengakui MT Amanah bukan berbentuk Biro Umrah. Untuk memberangkatkan jamaah umrah mereka menjalin kerjasama dengan beberapa Biro Umrah. Terakhir pihaknya mengaku menjalin kerjasama dengan PT Takasa Wisata Indonesia.
Untuk langkah LKY yang ingin mengumpulkan pihak-pihak terkait termasuk MT Amanah, Yuli mengaku siap datang. Namun sampai saat ini pihaknya belum menjalin komunikasi dengan LKY.
"Pada dasarnya kami siap ditemukan dengan jamaah. Karena rumah, KTP, dan kantor saya di sini, saya paling gampang dicari dan saya paling gampang diajak komunikasi. Kami siap berkomunikasi dengan siapapun," bebernya.
Yuli juga menolak disamakan dengan kasus First Travel. "Intinya kami sangat keberatan kalau kami disamakan dengan First Travel. Kami membantu jamaah dengan niat ibadah, dengan niat tulus, sudah banyak jamaah yang berangkat," ujar Yuli.
Yuli mengakui memang beberapa waktu lalu ada 9 jamaah MT Amanah gagal berangkat. Penyebabnya karena salah satu Biro Umrah di Jakarta tidak memasukkan sembilan nama tersebut. Padahal 9 jamaah itu jauh-jauh hari sudah didaftarkan MT Amanah.
"Kami sudah menjadwalkan, tapi dari bironya di Jakarta (dibatalkan) tidak konfirmasi ke kami. Jadi kesalahan tidak ada di kami, kami sudah menjadwalkan. Tapi bironya yang mengganti (dengan nama calon jamaah umrah lainnya) tanpa konfirmasi ke kami. Ini yang baru kami urus," ungkapnya.
Untuk kasus gagalnya sembilan jamaah ini, Yuli menegaskan pihaknya punya bukti kalau pihak yang salah adalah biro umrah tersebut. Oleh sebab itu MT Amanah tak mau disalahkan dalam kasus tersebut.
"Kami punya bukti e-mail, punya bukti mendaftarkan mereka. Kalau jumlah yang gagal berangkat ada sembilan orang. Dari sembilan orang itu ada yang mengundurkan diri, ada juga yang tetap (mau berangkat), ya nanti kami berangkatkan," ucap Yuli.
Biaya yang dikeluarkan kesembilan jamaah itu pun tergolong murah, berkisar Rp 15 juta. Padahal biaya umrah normalnya ada di kisaran Rp 25 juta sampai Rp 28 juta.
"Sembilan orang tersebut tidak membayar penuh (dapat subsidi), hanya bayar Rp 15 juta," katanya.
Sebelumnya Sekretaris LKY Dwi Priyono mengatakan, pihaknya telah menerima laporkan dua jamaah MT Amanah yang gagal umrah. Dari pengembangan laporan itu, pihaknya menerima informasi ada 100-an jamaah MT Amanah belum berangkat, namun kebanyakan mereka urung mengadu. (sip/sip)











































