Harga Mobil Baru Pimpinan DPRD DIY dan Jembatan Miring di Bantul

Harga Mobil Baru Pimpinan DPRD DIY dan Jembatan Miring di Bantul

Edzan Raharjo - detikNews
Selasa, 22 Agu 2017 09:47 WIB
Foto: Edzan Raharjo
Yogyakarta - Pimpinan DPRD DIY memperoleh jatah mobil dinas baru. Anggaran untuk empat mobil tersebut sebesar Rp 2,45 miliar.

Rencana pengadaan mobil yang terdiri dari satu Honda Accord dan 3 Toyota Camry sudah ada sejak tahun 2016 dan baru terealisasikan tahun ini.

"Untuk Ketua (DPRD DIY) dianggarkan Rp 660 juta, dan 3 Wakilnya masing-masing Rp 595 jutaan," ujar Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) DIY Bambang Wisnu Handoyo, Senin (21/8/2017).
Mobil dinas baru pimpinan DPRD DIY.Mobil dinas baru pimpinan DPRD DIY. Foto: Edzan Raharjo
Di sisi lain, di Kabupaten Bantul, sebuah jembatan rusak selama hampir 7 tahun dan hingga kini belum ada perbaikan. Kondisi jembatan yang menghubungkan Dusun Nangsri, Srihardono dengan Dusun Nambangan, Seloharjo, Kecamatan Pundong, Bantul sangat memprihatinkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tiang jembatan ini miring dan membahayakan. Meski berbahaya, banyak warga yang tetap nekat melewatinya karena jembatan itu jadi satu-satunya yang terdekat.

Bupati Bantul, Suharsono saat berbincang dengan detikcom menjelaskan bahwa pihaknya sudah pernah menyampaikan kepada Pemprov DIY terkait jembatan rusak ini. Namun, Pemprov DIY tak memiliki anggaran sehingga Suharsono mengajukan permohonan bantuan anggaran kepada BNPB.

"Waktu itu disanggupi (oleh BNPB) akan dibantu Rp 1,8 miliar, kurang lebih segitu. Itu sifatnya sementara, (untuk memperbaiki jembatan) darurat," tuturnya.
Jembatan miring di Bantul.Jembatan miring di Bantul. Foto: Edzan Raharjo
Angka Rp 1,8 miliar, kata Suharsono, rencananya bukan hanya untuk perbaikan satu jembatan saja, melainkan untuk perbaikan empat jembatan rusak di Bantul.

Suharsono memahami pentingnya jembatan itu bagi masyarakat. Sehingga meski sudah dilarang tapi warga masih nekat melewatinya. Namun, dia berharap tidak ada lagi warga ambil risiko menggunakan jembatan itu karena kondisinya yang berbahaya.

"Itu kan jembatannya kecil saja, setapak, kendaraan mobil tidak bisa. Tapi memang vital untuk masyarakat. Sudah saya gembok dulu (akhir 2016), saya wanti-wanti jangan (dilewati dulu) ke Pak Lurah ini bahaya," tuturnya.

Saat ini jembatan ini telah kembali ditutup. Kali ini jembatan ditutup dengan besi yang sudah dilas. Warga terpaksa harus memutar jauh, tapi ada juga warga melewatinya dengan mengendarai sepeda atau berjalan kaki.

Dengan ditutupnya jembatan ini, banyak warga mengeluh karena harus berjalan jauh. Warga yang biasanya membawa barang seperti rumput dengan sepeda kini harus menggendongnya melewati jembatan sekitar 100 meter panjangnya. Warga harus menitipkan sepeda kemudian berjalan kaki melintasi jembatan.

"Nek boten liwat mriki nggeh tebih, sak niki nggih mlaku nggendong damen, mangke nek ken liwat mriko soyo adoh (kalau tidak liwat sini ya jauh, sekarang bisanya jalan kaki sambil menggendong rumput. Kalau lewat tempat lain makin jauh)," kata warga, Wakinem(48) yang menggendong rumput.

Selain harus memutar jauh, penutupan jembatan juga berdampak pada aktivitas ekonomi warga. Setelah jembatan ditutup, warga yang membuka warung seperti menjual bensin eceran saat ini tidak ada motor yang lewat. Otomatis penjualannya juga berkurang drastis.

(sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads