Cegah Antraks, Boyolali Intensif Pantau Hewan Kurban

Cegah Antraks, Boyolali Intensif Pantau Hewan Kurban

Ragil Ajiyanto - detikNews
Senin, 21 Agu 2017 18:29 WIB
Foto: Bagus Kurniawan/detikcom
Boyolali - Wilayah Boyolali, merupakan salah satu sentra hewan ternak sapi di Provinsi Jawa Tengah. Wilayah tersebut juga pernah terjadi endimis Antraks sekitar tahun 2011 lalu.

Kasus penyakit antraks di Boyolali pernah pernah ditemukan di Desa Karangmojo, Kecamatan Klego pada Februari 2011 lalu. Kemudian juga pernah terjadi di Kecamatan Ampel. Penyakit antraks perlu pemantauan karena sporanya mampu bertahan hidup hingga puluhan tahun di dalam tanah.

Untuk mengantisipasi antraks Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali rutin melakukan pemantauan hewan ternak warga di daerah endemis antraks.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Daerah endemis antraks dipantau terus. Setiap tiga bulan sekali petugas selalu datang ke sana dan melakukan vaksin ke hewan ternak milik warga," Kabid Usaha Peternakan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Uspet Kesmavet), Disnakan Boyolali, Widodo di kantor, Senin (21/8/2017).

Untuk hewan kurban lanjut dia, pihaknya juga intensif memantau dengan membentuk tim untuk mengawasi penyembelihan hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha. Dinas membentuk tiga tim untuk memantau di 21 lokasi penyembelihan di wilayah Boyolali Kota. Sedangkan untuk wilayah kecamatan lainnya diserahkan ke masing-masing Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD).

"Kami hanya memantau setelah dilakukan penyembelihan hewan kurban. Kami akan patroli ke masjid-masjid yang menjadi lokasi pemotongan hewan kurban saat Idul Adha nanti," kata Widodo.

Menurutnya tim akan memeriksa kondisi daging hewan kurban setelah disembelih. Hal itu dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya penyakit yang tidak terpantau pada saat hewan masih hidup. Pemantauan saat hewan sudah disembelih cukup penting.

"Misalnya penyakit cacing hati. Cacing ini bisa ditemukan pada hewan yang sekilas tampak sehat. Selain pada hati, cacing juga biasa ditemukan di rumen," katanya.

Hati yang mengandung cacing itu menurut dia, masih bisa dikonsumsi. Asalkan cacingnya sedikit. Namun cacing-cacing itu harus dihilangkan terlebih dulu. Selain itu juga harus dimasak benar-benar matang.

"Kalau cacingnya banyak ya buang saja," katanya.

Pemantauan juga berkait higienitas dalam penyembelihan tersebut. Sebelum Idul Adha, dinas juga akan melakukan sosialisasi kepada para takmir masjid. Sosialisasi meliputi tanda-tanda hewan sehat, teknik penyembelihan yang benar, teknik merebahkan hewan dan cara penanganan daging.

"Sesuai ketentuan agama, hewan untuk kurban adalah sehat dan tidak cacat. Selain itu berkelamin jantan. Kalau hewannya sehat, maka juga akan didapat daging yang sehat," pungkas Widodo. (bgs/bgs)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads