Ada Jembatan Miring di Bantul, Bupati: Akan Segera Diperbaiki

Ada Jembatan Miring di Bantul, Bupati: Akan Segera Diperbaiki

Sukma Indah Permana - detikNews
Selasa, 15 Agu 2017 17:59 WIB
Jembatan miring di Kecamatan Pundong, Bantul. Foto: Edzan Raharjo
Yogyakarta - Bupati Bantul Suharsono angkat bicara soal jembatan miring di Kecamatan Pundong. Suharsono menyatakan jembatan itu akan segera diperbaiki.

"Tinggal menunggu waktu saja, kalau sudah benar-benar tidak ada hujan, tinggal dibendung lalu diperbaiki. Seperti apa (teknisnya), nanti ada ahlinya yang tahu," ujar Suharsono saat berbincang dengan detikcom, Selasa (15/8/2017).

Suharsono menjelaskan, dia sudah pernah meninjau jembatan itu pada akhir tahun 2016. Saat itu dia langsung menutup jembatan itu karena berbahaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian Suharsono berkoordinasi dengan pihak Pemprov DIY terkait rencana perbaikan jembatan itu. Namun karena karena tak ada anggaran, Suharsono kemudian menulis surat kepada BNPB untuk meminta bantuan anggaran.

"Waktu itu disanggupi akan dibantu Rp 1,8 miliar, kurang lebih segitu. Itu sifatnya sementara, (untuk memperbaiki jembatan) darurat," tuturnya.

Namun angka bantuan itu tidak hanya digunakan untuk perbaikan sementara jembatan miring di Kecamatan Pundong. Namun juga untuk perbaikan di tiga jembatan lain di Bantul yaitu dua jembatan di Kecamatan Kretek dan satu jembatan di daerah Srimulyo Bantul.

"Nanti kalau sudah fixed kapan waktunya (akan perbaikan), saya akan ke Jakarta untuk mengambil bantuan (dana Rp 1,8 miliar)", imbuh Suharsono.

Suharsono memahami pentingnya jembatan itu bagi masyarakat. Sehingga meski sudah dilarang tapi warga masih nekat melewatinya. Namun, dia berharap tidak ada lagi warga ambil risiko menggunakan jembatan itu karena kondisinya yang berbahaya.

"Itu kan jembatannya kecil saja, setapak, kendaraan mobil tidak bisa. Tapi memang vital untuk masyarakat. Sudah saya gembok dulu (akhir 2016), saya wanti-wanti jangan (dilewati dulu) ke Pak Lurah ini bahaya," tuturnya.

Jembatan ini dibangun sekitar tahun 2004. Saat itu jembatan dibangun dari ujung barat ke timur seluruhnya dengan beton.

Namun, pada saat erupsi Gunung Merapi 2010 jembatan ini dihantam banjir lahar dingin berkali-kali sehingga jebol. Kemudian dibuat jembatan darurat sampai sekarang yang berupa jembatan gantung.

Sehingga yang ada sekarang, jembatan dari ujung barat masih dipertahankan bangunan betonnya dan kemudian disambung di tengah dengan jembatan gantung hingga ke ujung sebelah timur. Jembatan gantung inilah yang kondisi tiangnya miring.

Lebar jembatan ini hanya bisa untuk satu kendaraan, tak bisa berpapasan. Sehingga harus menunggu dari ujung barat atau timur melintas lebih dulu. Melintas di atas jembatan ini terasa menakutkan jika belum terbiasa. Karena jembatan ini bergoyang saat dilalui dengan diiringi suara deritan bambu dan kayu yang kencang. (sip/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads