Gedung Agung Yogyakarta, Dulu dan Kini

Gedung Agung Yogyakarta, Dulu dan Kini

Bagus Kurniawan - detikNews
Selasa, 15 Agu 2017 10:05 WIB
Foto: Repro foto Buku Kota Jogjakarta 200 Tahun, dari Panitia Peringatan Kota Yogyakarta 200 Tahun.
Yogyakarta - Gedung Agung Yogyakarta atau Istana Kepresidenan yang ada di Jl Ahmad Yani di depan Benteng VredeburgYogyakarta usianya hampir 150 tahun. Gedung Agung sejak dulu hingga sekarang tidak berubah.

Bangunan hanya ada beberapa tambahan atau wisma untuk tamu. Sedangkan bangunan utama tetap sama sejak dulu hingga sekarang.

Selain itu ada tambahan gedung lama bekas Senisono dan kantor LKBN Antara yang berada di sisi selatan yang kemudian menjadi satu kompleks dengan Gedung Agung. Senisono dan bangunan sekitarnya bdipugar dan menjadi satu dengan Gedung Agung sejak tahun 1994 setelah direnovasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gedung Agung pada awalnya adalah rumah kediaman resmi Residen Belanda ke-18 di Yogyakarta, Anthonie Hendriks Smissaert. Dia juga penggagas atau pemrakarsa pembangunan gedung ini.

Gedung ini didirikan pada bulan Mei 1824 saat pecah Perang Jawa atau Perang Diponegoro.

Pembangunan gedung dengan arsiteknya, A. Payen yang ditunjuk oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Bangunan dengan banyak pintu dan jendela dan ruangan yang luas itu merupakan bentuk bangunan gaya Eropa yang disesuaikan di wilayah tropis.

Pembangunan gedung sempat terhenti saat meletus Perang Diponegoro karena keuangan Belanda menipis. Selain itu gempa bumi bulan Juni 1867 juga mengakibatkan bangunan rusak. Baru tahun 1869 pembangunan selesai.

Sejak itu menjadi kediaman para pimpinan Hindia Belanda di Yogyakarta. Pada masa pendudukan Jepang, gedung ini bernama Koochi Zimmukyoku Tyookan.

Pada saat kemerdekaan RI tepatnya saat ibukota RI pindah ke Yogyakarta, gedung ini menjadi kediaman Presiden Soekarno bersama keluarga. Sedangkan Wakil Presiden RI Moh. Hatta bersama keluarga menempati gedung di sebelahnya yang saat ini menjadi markas Korem 072 Pamungkas.

Dalam catatan sejarah, Panglima Besar (Pangsar) Jenderal Soedirman dilantik oleh Presiden Soekarno pada tanggal 3 Juni 1947. Bahkan saat peristiwa Agresi Militer II 18 Desember 1948, Presiden Soekarno, Wakil Prersiden Moh. Hatta dan sejumlah menteri juga ditangkap di Gedung Agung sebelum diasing ke luar Pulau Jawa. Setelah kembali dari pengasingan Presiden Soekarno kembali menempati Gedung Agung hinggga kemudian ibu kota RI kembali berpindah ke Jakarta.

Selain itu Gedung Agung juga banyak digunakan untuk menerima tamu negara, kepala negara, kepala pemerintahan serta berbagai acara penting hingga saat ini. Terakhir pada tahun 2016 Gedung Agung digunakan Presiden Joko Widodo untuk acara open house lebaran.

Setiap tanggal 17 Agustus di tempat itu juga digelar acara detik-detik Proklamasi dan upacara penurunan bendera merah putih pada sore harinya.

Beberapa dokumentasi foto lama Gedung Agung sampai saat ini masih banyak tersimpan seperti di Gedung Agung sendiri, Kantor Arsip DIY dan lain-lain. Dalam buku "Kota Jogjakarta 200 Tahun, 7 Oktober 1756 - 7 Oktober 1956" dari Panitiya Peringatan Kota Yogyakarta Ke 200 Tahun juga terdapat foto Gedung Agung sebelum tahun 1940-an bentuknya masih sama seperti sekarang.v (bgs/sip)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads