Seorang pedagang pengecer di Kelurahan Semanggi, Rukini, mengatakan tabung elpiji 3 kg mulai mudah diperoleh. Dia mengaku mendapatkan pasokan dari pangkalan di Semanggi.
"Sekarang setiap hari diantar. Dulu tidak setiap hari ada. Tapi harganya dari pangkalan masih tinggi, Rp 17.500. Saya jualnya sampai Rp 20 ribu," katanya, Senin (14/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau langka tidak pernah ya, mungkin di tempat lain itu. Mungkin karena pasokan datang terlambat, banyak yang antre," ungkap salah satu pegawai, Sular.
Menurut Sales Executive Elpiji Pertamina Solo Raya, Uki Atma Nagara, kondisi yang mulai normal disebabkan adanya penambahan pasokan pada 5-12 Agustus 2017. Pada periode tersebut, Pertamina menggelontorkan 47.040 tabung elpiji ke Solo.
"Selain penambahan pasokan, kita lakukan operasi pasar di 11 titik di Solo pada Sabtu (12/8) lalu. Dari 6.160 tabung yang kita sediakan, 60 persennya terjual," kata Uki melalui telepon.
Dari 11 titik tersebut, tiga di antaranya terjual habis. Artinya, ungkap Uki, kelangkaan di Kota Solo memang benar terjadi, tapi kebutuhan masyarakat sudah mulai tercukupi.
"Kalau memang masih ada kekurangan, nanti akan kita fokuskan ke tiga titik itu saja," ujarnya.
Dia mengimbau kepada masyarakat melaporkan kepada Pertamina maupun pihak berwajib, jika menemukan pangkalan yang menjual elpiji 3 kg di atas harga eceran tertinggi (HET), yakni Rp 15.500.
"Kalau ada pangkalan yang menjual elpiji di atas HET, laporkan kepada kami. Kami akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk menindak pangkalan itu," tutup Uki. (sip/sip)