Berbagai sampah yang berasal dari sungai Citanduy bermuara di Segara Anakan terus menumpuk. Selain sampah, di sepanjang Segara Anakan banyak sedimentasi lumpur yang menyebabkan berkurangnya ikan serta merusak ekosistem.
"Segara Anakan merupakan tempat berlabuhnya sampah-sampah yang mengalir dari beberapa sungai terutama dari Sungai Citanduy yang hulunya ada di Ciamis yang mengalir sampai sini," kata Pegiat lingkungan Gerakan Citanduy Lestari, Agus Kusmawanto kepada wartawan di Kampung Laut, Minggu (13/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semakin dangkal dan masyarakat Susah mendapatkan ikan, tidak seperti dulu," ucapnya.
Selain melakukan bersih sampah ditepi hutan bakau Segara Anakan, kegiatan ini juga untuk mengedukasi masyarakat sekitar terutama para pemuda di Kampung Laut menjaga lingkungan dan wilayah Segara Anakan supaya tetap bersih dari sampah.
Dia mengatakan dari hasil bersih bersih di 8 titik didapat puluhan kilogram sampah plastik dan sampah anorganik yang susah diurai. Sampah sampah tersebut dibawa untuk dibakar, Karena di Kampung Laut tidak terdapat tempat pembuangan sampah akhir.
"Penanganannya paling dibakar, kita akan berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup untuk pengelolaan sampah di Kampung Laut di Segara Anakan," katanya.
Menurutny karena kondisinya beda dengan tempat di dararat yang mengangkut sampah mudah. Kalau sampah di tempat ini harus dibawa ke Cilacap akan memakan banyak waktu.
"Harus dinaikkan ke perahu dan memakan waktu 2 jam perjalanan. Jadi tidak efisien dan mahal," Jelasnya.
Sementara menurut Camat Kampung Laut, Nurindra mengatakan jika dilihat dari segi geografis Kampung Laut merupakan daerah muara dengan tiga sungai diantaranya Citanduy, Cikonde dan Cimeneng. Ketika musim hujan tiba sampah terbawa aliran sungai masuk ke Segara Anakan.
"Kalau musim hujan alirannya cukup deras. Yang masuk tak hanya membawa lumpur tapi juga bawa sampah plastik, bahkan ada ternak dan mayat sampai sini atau pernah nyangkut di depan Kecamatan," katanya.
Saat disinggung tidak adanya d tempat pembuangan sampah akhir di Kampung Laut, dia menjelaskan jika pola hidup penanganan sampah masyarakat masih kurang. Biasanya saat pasang surut air laut, sampah hanya cukup ditaruh di halaman dan ketika air pasang sampah sudah hilang terbawa air laut.
"Tapi bukan Berarti kita tidak ada upaya. di Desa Kleces dari dana desa dibuat tong sampah dari bak-bak beton. Pengelolaannya sampah yang ditimbun dan dibakar. Nanti dikeluarkan lagi untuk menimbun halaman biar tidak kena banjir rob, saat ini masih seperti itu," ujarnya. (arb/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini