"Tiga puluh enam tahun yang lalu saya berdiri di tempat ini seperti kalian, saya bukan siapa-siapa, tapi saya punya mimpi. Mimpi inilah yang membawa saya bisa menjadi menteri seperti sekarang ini," kata Retno di Lapangan Grha Sabha Pramana (GSP).
Retno dulu kuliah di jurungan Hubungan Internasional di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol). Setelah lulus dia bekerja di Kementerian Luar Negeri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk menggapai mimpi perlu perjuangan. Dan perjuangan perlu dikejar dengan usaha, dengan doa, dengan kebajikan, dan dengan energi yang positif," katanya.
Menurutnya suasana keberagaman yang nyata terlihat dalam PPSMB dan dalam interaksi di kampus UGM. Hal itu mendorong untuk dapat melihat perbedaan sebagai sesuatu yang indah.
"Ingat, Indonesia dilahirkan dari perbedaan dan perbedaan itu adalah sesuatu yang indah. Kita semua harus bangga dan dengan lantang mengatakan, aku bangga menjadi Indonesia yang majemuk," kata Retno.
Dia mengatakan Indonesia harus menjadi besar dan Indonesia harus menjadi jaya. "Kalianlah yang akan mengisi. Isilah Indonesia dengan toleransi, keadilan, rasa kemanusiaan, inovasi, mampu berkompetisi hadapi bangsa lain, serta bebas dari korupsi dan narkoba," katanya.
Saat acara penutupan mahasiswa baru berbaris membentuk formasi tertentu. Formasi saat ini adalah logo UGM dan terbentuk warna bendera merah putih di atas logo UGM.
"Rangkaian PPSMB Palapa 2017 resmi ditutup," Rektor UGM Prof. Ir. Panut Mulyono saat menutup acara. (bgs/mbr)











































