Abdul Mu'ti mengatakan kebijakan 5 hari sekolah adalah kebijakan strategis dalam memperkuat pendidikan karakter. Oleh sebab itu PP Muhammadiyah mendukung kebijakan yang dikeluarkan mendikbud tersebut.
"Sejak awal Muhammadiyah mendukung sepenuhnya kebijakan sekolah 5 hari yang akan diberlakukan oleh pemerintah. Hal ini dilakukan karena untuk kepentingan strategis memperkuat pendidikan karakter," ujar Mu'ti kepada detikcom, Selasa (8/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Muhammadiyah melihat ada pihak tertentu yang mempolitisasi kebijakan sekolah lima hari. Agak berlebihan jika ada pihak-pihak yang terlalu mengkhawatirkan pelaksanaan sekolah lima hari, (yang disebut) akan mematikan madrasah diniyah," ulasnya.
Padahal dia yakin lewat Permendikbud tentang sekolah 5 hari, kebijakan tersebut dapat disinergikan dengan keberadaan madrasah diniyah. Sejumlah organisasi keagamaan pun disebutnya bisa mensinergikan kebijakan tersebut.
Namun karena kebijakan ini mendapat tentangan dari sejumlah pihak, pihaknya meminta agar Presiden Joko Widodo segera mengeluarkan Perpres tentang penguatan pendidikan karakter. Presiden juga diminta untuk segera mengundang kementerian terkait.
"Agar polemik tentang sekolah 5 hari tidak berlarut-larut maka presiden hendaknya segera menerbitkan Perpres tentang penguatan pendidikan karakter melalui sekolah 5 hari. Presiden bisa segera mengundang kementerian terkait. Jika dibiarkan berlarut- larut, dikhawatirkan dapat menimbulkan ketegangan di masyarakat," tutupnya. (mbr/mbr)