Akademi didirikan oleh Indonesia Power dan anak perusahaan PT PLN. Lokasinya berada di bekas Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Gas (PLTG) di Pandean Lamper, Kota Semarang, Jawa Tengah.
"Dulu ini PLTG bertenaga 20 mega. Sudah lama operasi sejak tahun1968 berhenti 1980," kata Direktur Utama Indonesia Power Sripeni Inten Cahyani di lokasi peresmian, Selasa (8/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Khusus untuk yang low range coal atau batu bara berkalori rendah, ini pertama kali. Soalnya memang ada penanganan khusus," kata Inten.
Berbagai fasilitas pengajaran diberikan untuk peserta yang saat ini masih dibatasi sekitar 50 orang tiap kelompok. Tiap kelompok akan mendapatkan pelatihan selama satu minggu.
"Di sini kalo satu batch 50 orang. Seminggu bisa 1 batch, jadi sebulan 4 batch," tandasnya.
Sementara itu, Direktur Human Capital PT PLN Muhammad Ali menambahkan, sebagian besar PLTU di Indonesia masih menggunakan bahan bakar batu bara berkalori rendah sehingga pihaknya menyambut baik dibukanya akademi tersebut.
"Batubara berkalori rendah itu punya sifat membakar dirinya sendiri," kata Ali.
Dalam peresmian itu juga diperlihatkan simulasi pemadaman api di salah satu bagian pembangkit listrik. Selain itu digelar juga kerjasama program IP Pintar antara PLN dan Dinas Pendidikan Provinsi Jateng.
Kerjasama yang melibatkan 9 SMK di Jawa Tengah itu bertujuan untuk meningkatkan peluang terserapnya lulusan sekolah dan efektifitas kesesuaian kurikulum sekolah dengan kebutuhan industri.
"Ada 9 SMK, di Semarang, Pati, dan Banjarnegara. Di titik itulah pembangkit kami," ujar Inten.
(alg/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini