"Legenda dulu santri (dari) Kiai Saka Tunggal kategori nakal. Emosi Kiai akhirnya mengutuk satri menjadi monyet, seperti tipikal monyet yang susah diatur, sering mengganggu, dan suka mencuri," ujar Imam Masjid Saka Tunggal, Sulam (48) Banyumas saat berbincang dengan detikcom, Senin (7/8/2017).
Masjid itu terletak di Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Banyumas, Jawa Tengah. Banyak kawanan monyet yang setiap hari mendatangi lokasi masjid dan rumah warga di dekatnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tempat itu, kata Sulam, ada sekitar 500 monyet yang membetuk koloni-koloni baru di hutan pinus dan menyebar sekitar 5 kelompok.
"Tapi semuanya jinak dan sering ketemu warga tapi tidak nyerang. Dulu sebelum tahun 2000 monyet tidak turun, tapi setelah tahun 2000 itu monyet turun ke pemungkiman," ucapnya.
Meskipun demikian, dirinya mengatakan jika yang paling terganggu dengan adanya monyet-monyet tersebut adalah para petani yang lahan pertaniannya sering menjadi sasaran kerusakan oleh monyet. Menyikapi hal tersebut, para petani lebih memilih menjauh dan membuat lahan baru jauh dari hutan.
"Pertanian sangat tergaggu, makanya petani pindah ladang sekitar setengah kilometer. Selain itu rumah warga jadi sasaran monyet nakal. Cuma untuk penyerangan warga tidak terjadi, karena masyarakat cukup menyadari akan tabiat monyet itu sendiri," ujarnya. (arb/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini