Salah satu karyawan yang kini menganggur yaitu Warsini (49) seorang janda yang tinggal bersama cucunya di Jalan Bataran Raya, Genuk, Semarang Jawa Tengah. Warsini mengenang kegiatannya di pabrik yang sudah dilakoninya sejak 1983.
Warsini bekerja di bagian produksi di pabrik Nyonya Meneer di Jalan Kaligawe, Pantura, Semarang. Upah yang diberikan setiap minggu tidak pernah telat bahkan ada berbagai tunjangan yang diberikan perusahaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Bahkan penghargaan juga diberikan kepada karyawan yang sudah bekerja cukup lama. Penghargaan itu diberikan bagi yang bekerja selama 10 tahun, 15 tahun, 20 tahun, 25 tahun, dan 30 tahun. Bentuknya berupa uang tambahan.
"Aku juga pernah dapet penghargaan. Pas 10 tahun aku dapat jam dan bros juga," ujarnya.
Pihak perusahaan juga memberikan liburan wisata bagi para karyawan dan anak setiap tahunnya. Ketika memperingati hari Kemerdekaan, acara juga digelar meriah oleh pihak Nyonya Meneer.
"Setiap tahun piknik boleh ajak anak. Pas 17-an juga ramai ada lomba. Sering dapat bingkisan jamu juga. Enak kerja situ," tandasnya.
Setahun lalu, lanjut Warsini, dirinya dan para karyawan berunjuk rasa karena gaji 16 minggu tidak dibayar. Kala itu perusahaan yang sudah berdiri sejak 1919 itu mulai goyah karena masalah hutang. Meski demikian Warsini masih sempat mendapatkan Tunjangan Hari Raya.
"Pas goyah itu sempat 3 bulan kerja 3 bulan enggak. Tapi tahun lalu THR sempat dapat sekitar Rp 1.700.000, terus saya dikabarin suruh ambil lagi Rp 2.100.000. Kita ini baru berangkat kalau ada kabar dari ketua kelompok. Sudah setahun saya nganggur," pungkas nenek 1 cucu itu.
Tidak ada pemberitahuan soal pemecatan atau PHK dari Nyonya Meneer untuk Warsini hingga saat ini. Warsini masih berharap bisa kembali bekerja di pabrik jamu Nyonya Meneer dan membantu keuangan keluarganya yang kini ditopang oleh dua anaknya.
"Saya tidak tahu pailit itu apa. Kalau ingin bekerja lagi di sana, jelas kepingin," harap Warsini.
Hal senada diungkapkan Mulyati, mantan karyawan lainnya. Baginya bekerja di Nyonya Meneer cukup nyaman sehingga ia terus bertahan sejak kerja tahun 1980. Berbeda dengan Warsini, Mulyati tidak lagi bekerja sejak 7 bulan lalu atau aal 2017 karena bagian ekpor impor tempatnya bekerja masih beroperasi.
"Saya tidak kerja mulai Februari. Ya sekarang menganggur, mengandalkan pekerjaan suami," ujar Mulyati. (alg/mbr)