"Ditambah lagi pengontrol populasi monyet, predator sudah makin langka. Sehingga populasi monyet sulit dikendalikan," ujar Dosen Fakultas Kehutanan Dr Satyawan Pudyatmoko S Hut, M Sc kepada detikcom, Senin (7/8/2107).
Satyawan menjelaskan predator yang ada di hutan Jawa ini di antaranya macan tutul, anjing luar dan ular.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk jangka panjang, Satyawan tak ada yang bisa dilakukan kecuali memperbaiki habitat satwa tersebut. Serangan monyet ke warga menjadi pertanda kerusakan lingkungan dan ekosistem.
"Untuk jangka panjang, mau tak mau harus ada perbaikan habitat satwa," imbuhnya.
Dia bercerita pernah bertugas di kasus penyerangan monyet di hutan industri di Sumatera. Saat itu dia melihat, saat hutan di sana masih berupa hutan alam, tak pernah ada kasus penyerangan kepada manusia.
"Jadi ketika rumah mereka rusak, dia (monyet) harus keluar dari rumah untuk mencari makanan untuk survive, jadi pendekatan (untuk menyelesaikan masalah di Boyolali) harus multi," ulas Satyawan.
Ditambah lagi dengan musim kemarau yang membuat cadangan pangan monyet semakin menurun.
"Kalau di musim hujan mungkin masih banyak daun yang bisa dimakan. Kalau kemarau ya sumber daya makan di habitatnya menurun," tuturnya.
(sip/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini