"Pertanyaannya, pernah tidak pemerintah menerbitkan manual bagaimana reaksi yang aman oleh manusia ketika menghadapi kelompok monyet?" ujar Dosen Fakultas Kehutanan Dr Satyawan Pudyatmoko S Hut, M Sc kepada detikcom, Senin (7/8/2107).
Manual tersebut, kata Satyawan bisa menjadi petunjuk bagi warga bila mereka bertemu dengan monyet. Menurutnya seringkali reaksi manusia saat bertemu dengan satwa cenderung keliru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal tersebut, kata Satyawan sudah diberlakukan di India dan Amerika.
"Di India sudah ada manual menghadapi monyet. Atau (manual) menghadapi serigala di Amerika. Jadi ketika kita berjalan di hutan misalnya, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan," imbuh Satyawan.
Sedangkan jika melihat opsi penembakan dan mengebiri monyet yang disampaikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Satyawan menilai hal itu tidak akan menyelesaikan masalah.
"Di manapun, konflik (antara monyet dan manusia) tidak akan terjadi kalau habitat monyet terjaga dengan baik," tuturnya.
Satyawan menyampaikan pada dasarnya monyet takut pada manusia. Terbukti saat berada di hutan alam, sangat jarang terjadi penyerangan monyet kepada manusia.
"Tapi ketika habitatnya dekat dengan manusia, sering ada perjumpaan, seringkali rasa takut itu menjadi tidak ada. Dia (monyet) menyerang (manusia) karena ketakutan itu sudah tidak ada lagi," ulasnya. (sip/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini