Arif, mengelola depot jamu di Jalan Adi Sumarmo, Solo, sudah lebih dari 15 tahun. Di depot tersebut, hampir semua produk jamu dari berbagai produsen terkenal bisa ditemukan. Arif sengaja melengkapi dagangan dari berbagai produsen karena ingin memuaskan semua pengunjung.
Namun dia mengaku sudah lebih dari tiga bulan tidak menjual produk Nyonya Meneer. Dia kesulitan mencari produk Nyonya Meneer dan tidak mengetahui penyebabnya. Dia baru menyadari kelangkaan itu terjadi karena ada krisis internal di legenda perusahaan jamu tradisional tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Pelanggan, kata Arif, memang memiliki kebiasaan masing-masing. Ada yang sembarang minum jamu tanpa mempedulikan produsennya, namun ada juga yang sangat pemilih. Yang kedua ini selain memperhatikan khasiat dalam kandungan jamu, juga memilih dengan pasti produsennya.
"Ada yang fanatik Nyonya Meneer. Semula ya menolak diberi jamu yang serupa khasiatnya tapi dari produsen lain. Namun lama-kelamaan setelah produk Nyonya Meneer semakin sulit dicari ya sebagian besar mau beralih juga," lanjutnya.
Kelangkaan produk Nyonya Meneer juga disampaikan oleh Yusri, pengelola depot jamu di Jalan Slamet Riyadi, Makamhaji, Solo. Dia juga mengaku sudah beberapa bulan tidak lagi menjual produk Nyonya Meneer karena sulit didapat. (mbr/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini