Mandor hutan wilayah kecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara, Nyardi menyayangkan pembuangan sampah dari sisa DCF 2017 di wilayahnya yang merupakan hutan lindung.
"Setiap tahun (usai gelaran DCF) selalu ada penumpukan sampah," kata dia kepada detikcom Senin (7/8/2017).
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, jika turun hujan, sampah tersebut kerap terbawa air hingga ke jalan. Dia berharap dari pihak penyelenggara DCF bisa menyediakan Tempat pembuangan akhir (TPA) sendiri.
"Sebenarnya tidak hanya saat DCF, karena saat liburan panjang juga banyak sampah di hutan. Tetapi saat DCF sampahnya lebih banyak," kata dia
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banjarnegara Dwi Suryanto juga mengakui jika sampai saat ini belum memiliki TPA yang representatif. Hal tersebut kata dia menjadi bahan evaluasi gelaran DCF yang akan datang.
"TPA yang digunakan saat ini memang masih menggunakan tanah milik perhutani. Ini yang menjadi bahan evaluasi kami," ujarnya.
Namun untuk kebersihan di lokasi DCF, Dwi mengatakan jika selama gelaran sudah menambah tenaga kebersihan. Selain petugas, ia juga melibatkan penduduk setempat.
"Kalau di lokasi memang masih ditemukan sampah tetapi petugas kebersihan terus sigap membersihkan. Hanya setelah itu kami memang masih bingung untuk (ke mana) membuang sampahnya," kata Dwi. (sip/sip)