Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul, sebanyak 132.681 warga di wilayah ini kesulitan air bersih. Ratusan ribu warga ini tersebar di 44 desa atau 331 dusun.
"Total ada 132.681 warga terdampak (kekeringan)," ujar Kepala Seksi Logistik dan Kedaruratan BPBD Kabupaten Gunungkidul Sutaryono, saat dihubungi wartawan, Kamis (3/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada delapan kecamatan di Gunungkidul yang mengalami kekeringan," ucapnya.
Sutaryono menerangkan saat ini BPBD Kabupaten Gunungkidul sudah melakukan droping air bersih ke sejumlah desa. Setidaknya sudah ada 22 desa atau 122 dusun di wilayah ini, yang mendapatkan bantuan air bersih.
"Sampai sekarang ada 39.534 warga yang dapat bantuan droping (air bersih) dari BPBD (Gunungkidul)," sebutnya.
Setidaknya sampai sekarang sebanyak 750 tangki air bersih sudah disalurkan BPBD Kabupaten Gunungkidul. Jumlah anggaran yang disediakan sebanyak Rp 600 juta. Sutaryono yakin anggaran yang disediakan ini cukup buat memenuhi kebutuhan air bersih di Gunungkidul.
"Kami perkirakan anggarannya mencukupi sampai musim kemarau berakhir," yakinnya.
Selain mengandalkan droping air bersih dari BPBD, menurut Sutaryono droping air juga dilakukan pihak kecamatan. Sehingga yang belum mendapat bagian bantuan BPBD, bisa mengakses bantuan dari pemerintah kecamatan setempat.
"Memang sebagian lainnya menggunakan tangki milik kecamatan," sebutnya.
Camat Purwosari Sabarisman menambahkan, untuk mengatasi kelangkaan air bersih di wilayahnya, pihaknya menyalurkan 5 tangki air bersih per hari. Sementara jumlah KK yang disasar sebanyak 2.670 KK atau 8.900 warga.
"Setiap hari kami menyalurkan bantuan 5 tangki," pungkasnya. (sip/sip)











































