Jasman, salah satu petani garam asal Desa Waru Kecamatan Kota Rembang mengaku khawatir garam lokal yang diproduksinya tidak laku dipasarkan lantaran kalah saing dengan garam impor. Dengan jumlah garam yang diimpor mencapai ratusan ton, dikhawatirkan menutup stok garam di Rembang yang menyebabkan garam lokal ditinggalkan.
"Kalau garam impor sudah nutup stok di Rembang, pastinya garam lokal tidak akan laku di pasaran," ujarnya, Rabu (2/8/17).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara fisik memang lebih bagus, tapi kalau dari kualitas rasa garam lokal tidak kalah. Nah, makanya kami khawatir kalau di pasar kita kalah karena secara fisik lebih menarik garam impor," imbuhnya.
Adapun pihak Pemerintah Kabupaten Rembang melalui Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi (Dinperindagkop) dan UMKM Kabupaten Rembang telah mengajukan permohonan garam sebanyak 350 ton kepada pihak Pemerintah Pusat untuk dilanjutkan kepada PT Garam (Persero). Kini Pemkab tengah menunggu kedatangan garam yang diimpor dari Australia tersebut. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini