Pompa ini nantinya diperlukan untuk mengambil air dari dalam tanah guna mengairi sawah.
Sebelumnya, aaat musim hujan, para petani ini menggadaikan mesin pompanya di Kantor Pegadaian. Selain karena tidak dipakai, petani terpaksa menggadaikan mesinnya karena memang butuh uang buat modal tanam.
Namun saat kemarau seperti sekarang, mereka beramai-ramai mengambil jaminanya yang tersimpan di gudang Pegadaian. Mesin itu diperlukan untuk menyedot air dari dalam tanah karena lahan pertaniannya terancam kering.
Kepala Cabang Pegadaian Brebes, Kandar Sumarjo saat dBPKBihubungi Rabu (2/8/2017) menjelaskan, biasanya petani akan menukar jaminannya dengan surat kendaraan bermotor. Alasan mereka menukar jaminan, karena masih memerlukan tambahan modal untuk biaya tanam.
Umumnya, mesin pompa dengan kondisi masih baru, taksiran gadai pada kisaran maksimal Rp 2 juta. Namun dengan menukar dengan BPKB, petani bahkan bisa mendapatkan tambahan pinjaman. Karena taksiran gadai untuk sepeda motor dengan kondisi masih bagus bisa mendapat pinjaman maksimal Rp 8 juta.
Di musim kemarau ini, dalam sehari pegadaian melayani pelunasan hingga 20 unit pompa air milik para petani. Jumlah pelunasan akan semakin meningkat jika kekeringan sudah merata di sejumlah wilayah. Menurutnya sejak dua pekan lalu, sebanyak 1.200 mesin pompa air telah ditebus para petani.
"Sejak pengairan di sawah mulai berkurang, memang banyak petani yang mengambil pompa air di Pegadaian. Kenaikkannya luar biasa, sejak akhir Juli yang biasanya 5 sampai 10 potong, ini sampai 20 potong pompa yang keluar. Biasanya mereka menukar dengan BPKB, karena mereka masih membutuhkan dana untuk biaya tanam," ujar Kandar.
Ali (41) warga Brebes yang sudah lama menjadi nasabah Pegadaian Brebes mengaku, dengan mendapatkan biaya tambahan, bisa dipakai untuk beli bibit dan pupuk serta obat pertanian.
"Pompa kita tebus dengan cara menukar jaminan surat motor," ujar Ali. (sip/sip)











































