Tingginya harga garam grosok di Jepara berdampak pada modal melaut nelayan setempat. Saat ini, harga garam grosok mencapai Rp150 ribu per karung, dengan isi 50 kilogram.
Sebelumnya, harga per karung garam grosok hanya Rp 30 ribu. Untuk dua minggu melaut, nelayan membutuhkan sedikitnya 10 karung garam grosok. Sedangkan nelayan harian, satu karung garam dapat digunakan selama satu minggu lebih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harga garam naik cukup tinggi dibanding sebelumnya," katanya, Senin (31/7/2017).
Garam grosok, menurutnya, digunakan nelayan untuk mencampuri umpan. Sehingga kebutuhan garam tidak terlalu signifikan.
"Meski harga garam naik, tapi nelayan tidak terlalu pusing. Justru perajin ikan asin yang terdampak secara langsung," paparnya.
Diutarakannya, modal melaut untuk kapal besar atau sekitar dua minggu membutuhkan modal Rp 7 juta. Modal sebesar itu digunakan untuk solar, makan, garam, dan es batu.
"Kalau es batu membutuhkan sekitar 10 sampai 30 balok, tergantung berapa hari melautnya. Satu balok es batu Rp25 ribu. Garam lebih dari 10 karung," tutur Mardi.
Barnawi (67), nelayan Demaan yang lain menambahkan bahwa kenaikan harga garam dibarengi dengan minimnya stok.
"Kami tahu mahalnya harga garam karena petani kesulitan memproduksi. Ya, karena cuaca. Tapi bagi nelayan tidak terlalu mengeluhkan, karena selama ini tercukupi meski harganya naik," ungkap dia.
Dalam melaut, nelayan bisa mendapatkan ikan tangkapan maksimal dua ton selama dua minggu. Garam dan es batu untuk mengawetkan ikan saat melaut berhari-hari.
"Kalau empat hari bisa lima kuintal," tandasnya. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini