Mereka mendatangi DPRD Purworejo di Jl Urip Sumoharjo. Saat menggelar aksi, mereka juga membawa berbagai atribut seperti wajan, panci, replika gerobag hingga keranda mayat.
Dalam aksi itu, mereka menolak rencana Pemkab Purworejo yang hendak merelokasi para PKL yang setiap hari berjualan di sekitar Alun-alun. Pemkab beralasan relokasi merupakan bagian dari revitalisasi Alun-alun untuk mempercantik jantung kota Puworejo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tolong dengar kami, jelek-jelek begini, PKL juga memberikan PAD kepada pemda. Jangan hanya membunuh pedagang, kami juga keluarga dan para karyawan," kata Korlap aksi Heri Priantono.
Ketua Paguyuban PKL Pendowo, Tri Kurniawan disela-sela aksi menuturkan sikap pemerintah untuk tetap merelokasi PKL adalah bentuk arogansi yang tidak memperhatikan kesejahteraan rakyat kecil seperti PKL.
Para PKL merasa sudah berkali-kali bertemu dengan bupati, bahkan berdemo namun pemerintah tetap melakukan relokasi.
"Kami ingin Pak Bupati membuatkan shelter khusus di belakang trotoar, agar kami tetap bisa berjualan di Alun-alun. Jangan malah merelokasi kami" kata Kurniawan .
Para PKL berharap mereka tetap diperbolehkan berjualan di sekitar Alun-alun dan menolak relokasi. Perwakilan massa kemudian diterima anggota DPRD dari Fraksi PDI-P, Hendricus Carel. Dewan berjanji akan meneruskan aspirasi para PKL.
"Aspirasi njenengan kami dengar, nanti kami bantu, kami tindak lanjuti," kata Carel.
Aksi pun ditutup dengan penyerahan keranda jenazah kepada perwakilan anggota dewan sebagai tanda matinya aspirasi rakyat kecil. Setelah itu massa membubarkan diri dengan tertib.
(bgs/bgs)