Monumen Ngoto menjadi monumen perjuangan TNI AU karena pada tanggal 29 Juli 1947 merupakan peristiwa bersejarah gugurnya tiga pahlawan yang juga perintis TNI AU, yakni Agustinus Adisutjipto, Abdulrahman Saleh dan Adisumarmo Wiryokusumo.
Ziarah tersebut dilakukan dengan upacara militer, diakhiri dengan penaburan bunga di makam Agustinus Adisutjipto dan Abdulrachman Saleh.
"Kita sebagai bangsa Indonesia selalu mengenang jasa para pahlawan, dan itu adalah tradisi yang baik. Ingat kata Bung Karno, jangan sekali-kali melupakan sejarah," ujar Hadi di Kompleks Monumen Ngoto Yogyakarta, Jumat (28/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesawat Dakota yang dicarter itu ditembak jatuh oleh pesawat pemburu Kitty Hawk dari Semarang yang saat itu daerah pendudukan Belanda. Tiga pahlawan Indonesia gugur bersama beberapa orang lainnya yakni pilot Alexander Noel (Australia), Co-pilot Hazerhurst (Inggris), Juru Mesin Bhidaram, Zainal Arifin selaku Konsul Dagang RI di Malaya, dan Ny. Noel Constantine juga meninggal dunia. Hanya Abdulgani Handonotjokro yang selamat dalam peristiwa itu.
"Pada waktu itu gugur, di antaranya Komodor Muda Udara (Kolonel) Agustinus Adisutjipto, Komodor Muda Udara Abdulrachman Saleh, Opsir Muda Udara I (Lettu) Adisumarmo," ulasnya.
Menurut Hadi, di antara pelajaran yang bisa dipetik dari peristiwa itu yakni nilai-nilai perjuangannya. Mereka rela berkorban untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Nilai-nilai inilah bagi Hadi perlu ditiru generasi sekarang, terutama oleh para prajurit TNI AU.
"Pelajarannya adalah nilai-nilai perjuangan, nilai-nilai rela berkorban. Mereka adalah satria dirgantara yang patut kita teladani, dan tidak akan lekang dengan waktu. Nilai-nilai ini juga yang saya tanamkan ke seluruh prajurit angkatan udara," katanya.
Hadi melanjutkan, walaupun sekarang ini TNI AU memiliki pesawat-pesawat yang lebih modern, tapi bila tak disertai nilai-nilai perjuangan tak akan mungkin bisa mengamankan wilayah republik ini. Untuk itu nilai-nilai semangat perjuangan para pahlawan patut ditiru.
"Pada saat kekinian kita memang memiliki pesawat-pesawat yang lebih modern. Akan tetapi tanpa pilotnya memiliki jiwa daya juang, nilai-nilai satria, tidak mungkin dia bisa mengawaki atau melakukan pengamanan di negera ini," katanya. (bgs/bgs)