Dari 101 tanaman langka yang ditanam hari ini di Gunung Selok, beberapa di antaranya Keben (Baringtonia Asiatica), Suren (Toona Sureni), Sindur (Sindora Javanica), Sapu Tangan, Tolok (Ptericymbium Javanicum), Sempu (Dillenia Obovata), dan Tangan Hantu (Actinodaphne Glomerata).
Salah satu tanaman yang paling langka selain bunga Wijayakusuma dan hanya ada di Nusakambangan yakni tanaman Plalar (Dipterocarpus litorralis). Selain melestarikan tanaman langka, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak yang baik bagi lingkungan terutama adanya penurunan kadar CO2 dalam udara sebesar 1.487,69 ton/tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, Cilacap dianugrahi keanekaragaman flora yang cukup kaya, tapi dia melihat saat ini keberadaannya mulai berkurang.
"Di sini juga sudah terkenal sebagai lokasi wisata, ke depan diharapkan dengan tanaman endemik yang lengkap di sini bisa menjadi kawasan laboratorium untuk penelitian tanaman," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama Wakil Bupati Cilacap, Ahmad Edy Susanto menyampaikan harapannya agar wilayah Cilacap terutama Pulau Nusakambangan bisa menjadi kebun raya.
"Mengingat Nusakambangan ini berbagai macam tumbuhan ada di situ semua," kata Ahmad.
Dalam kegiatan tersebut, sejumlah anak-anak dari tingkat Paud hingga Sekolah Dasar yang ada di Cilacap juga dilibatkan untuk ikut menanam dan menjaga tanaman langka tersebut. Kegiatan tersebut juga dicatat dalam rekor Muri sebagai pemrakarsa dan penyelenggara menanam pohon dengan jenis terbanyak.
Penyanyi Tasya Kamila yang turut hadir sebagai Duta Lingkungan mengatakan jika dirinya sangat senang sekali bisa menyaksikan penanaman pohon langka di Gunung Selok.
Menurutnya, pemandangan di Gunung Selok sangat indah.
"Pemandangan Gunung Selok aku suka sekali itu ada monyet jalan. Jadi masih suasana alam yang utuh dan menjadi obyek wisata juga bagi pengunjung. Aalagi alamnya tetep terjaga udaranya juga enak," tuturnya. (arb/sip)











































