Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta Krido Suprayitno, mengatakan untuk mengantisipasi dampak kekeringan telah dibentuk Satgas kekeringan dan penyiapan tangki air bersih. Sebanyak 16 kecamatan yang terancam kekeringan berada di Gunungkidul di 14 kecamatan dan di Kulonprogo di 2 kecamatan.
"Untuk DIY ada 1.000 tangki yang siap setiap saat apabila dibutuhkan kabupaten/kota," kata Krido Suprayitno, Rabu (26/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, pola kekeringan di Kulonprogo dan Gunungkidul berbeda. Jika di Gunungkidul pola kekeringan merata di 14 kecamatan. Sehingga manajemen penanganan kekeringan lebih terstruktur karena sudah ada skema yang jelas. Sementara di Kulonprogo itu polanya tersebar di 2 kecamatan di Kokap dan Kalibawang.
"Kekeringan di Gunungkidul tidak hanya disektor utara saja tetapi juga disektor selatan. Sehingga harus di waspadai," katanya.
Dia menambakan, pengalaman pada kekeringan di Gunungkidul tahun 2004 dan 2005 lalu karena tidak diantisipasi maka terjadi kerusakan-kerusakan lahan akibat kemarau panjang. Yaitu kerusakan lingkungan lahan menjadi lahan kritis sejumlah 16 ribu hektar. Sehingga hal ini harus diantisipasi agar tidak terjadi lagi. (sip/sip)