Namun karena kenaikan harga garam terjadi di semua jenis, termasuk garam krosok menjadikan para peternak kecil lebih mengencangkan ikat pinggang. Sebagian peternak ada yang mengurangi garam krosok, bahkan ada yang tidak lagi mencampurkan garam krosok untuk campuran komboran ternak.
"Karena (campuran garam krosok) dikurangi, sapi-sapi kurang selera makanya," ujar salah satu peternak di Dusun Gunungan, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Tumijan (55), Rabu (26/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ukurannya kalau garam krosok sekilo biasanya habis satu minggu, itu untuk satu ekor sapi. Nah, sapi saya dua, ya minimal seminggu harus sedia dua kilogram garam krosok," ungkapnya. "Kalau harus keluar Rp 15 ribu per minggu ya berat lah," imbuhnya.
Peternak sapi lainnya, Agus, yang juga warga Bambanglipuro menambahkan, mahalnya harga garam krosok memang banyak dikeluhkan para peternak. Meski begitu dia memilih untuk tetap mencampurkan garam krosok pada komboran ternaknya.
"Karena kalau komboran ternak tidak pakai garam krosok, ternaknya makan sedikit dan lama gemuknya," bebernya.
Sebab itu dia memilih untuk tetap memberikan garam krosok di komboran ternak. Agar nafsu makan ternak miliknya meningkat, supaya lekas gemuk.
"Dulu waktu harga garam krosok masih Rp 2 ribu per kilogram, seminggu paling banyak saya keluar uang Rp 6 ribu. Kalau sekarang per minggu saya harus keluar Rp 15 sampai Rp 21 ribu," tutupnya. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini