Selain itu KSAU juga akan berziarah di makam pahlawan nasional Abdulrachman Saleh yang juga dimakamkan di kompleks monumen yang terletak di Dusun Ngoto, Desa Tamanan, Kecamatan Banguntapan, Bantul tersebut. Keduanya gugur pada 29 Juli 1947.
Danlanud Adisutjipto Marsma Novyan Samsyoga dalam keterangan tertulisnya yang diterima detikcom, Rabu (26/7/2017) menjelaskan Adisutjipto dan Abdulrachman Saleh bersama Opsir Muda Udara Adi Soemarmo Wirjokusumo gugur saat pesawat Dakota VT-CLA ditembak musuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada tanggal itu pula keberhasilan Angkatan Udara Republik Indonesia dalam melakukan seangan udara terhadap kedudukan militer Belanda di Semarang, Ambarawa dan Salatiga.
"Serangan udara ini merupakan serangan udara yang pertama kali dilakukan oleh Angkatan Udara Republik Indonesia," kata Novyan.
Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan meliputi acara pokok Ziarah di Monumen Ngoto dan Upacara militer di Lapangan Dirgantara Kampus AAU.
Ziarah nasional diikuti pejabat TNI AU, wisudawan Purnapati, keluarga pahlawan, anggota Persatuan Purnawirawan Angkatan Udara, PIA Ardhya Garini serta anggota TNI AU baik dari Lanud Adisutjipto maupun Akademi Angkatan Udara serta Siswa Sekolah Penerbang dan Taruna/Taruni.
Selain itu, akan dilaksanakan pula acara lain yakni Tirakatan, sarasehan dan Napak Tilas.
"Napak Tilas adalah simulasi dan teatrikal yang dilaksanakan para siswa instruktur penerbang lengkap menggunakan pakaian kadet penerbang pada jaman itu. Menggunakan 3 pesawat Grob G 120 TP-A yaitu pesawat Grob LD bersama para Taruna ikut mendampingi dalam Pesawat mengudara di tengah kabut pagi Langit Maguwo selama kurang lebih 15 menit untuk menggambarkan suasana pada 70 tahun yang lalu," urainya.
Napak Tilas, lanjut Novyan, menggambarkan Peristiwa penyerangan TNI AU ke tangsi-tangsi Belanda. Setelah mendapat perintah dari Perwira Operasi Komodor Udara Halim Perdanakusumah para ksatria dirgantara ini mengadakan briefing singkat serta dilanjutkan dengan pelaksanaan misi operasi.
Tiga pesawat peninggalan Jepang, masing-masing satu pesawat Guntai dan dua pesawat Cureng, pada Selasa 29 juli 1947 pagi hari, lepas landas dari Pangkalan Udara Maguwo menuju Semarang, Salatiga dan Ambarawa.
"Pesawat-pesawat yang diterbangkan para Kadet Penerbang itu mengemban tugas untuk melakukan serangan udara terhadap benteng pertahanan Belanda," jelas Novyan. (sip/)