Peserta dari berbagai wilayah di Jawa Tengah, DIY, Jatim, Jakarta dan Banten. Para peserta dilepas Kapolres Boyolali, AKBP Aries Andhi di garis start di sisi timur Lapangan Desa Samiran.
Acara yang digelar Pemkab Boyolali ini merupakan yang kedua kalinya. Setiap regu beranggotakan empat orang dan salah satunya harus perempuan. Setiap peserta harus melalui rute yang telah ditentukan oleh panitia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian turun melewati tempat wisata Alam Sutra, petilasan Kebo Kanigoro di Desa Samiran. Lantas naik ke lereng Gunung Merbabu menuju tempat wisata bukit Gancik di Desa Selo. Selanjutnya peserta kembali turun menuju garus finish sebelum lapangan Samiran.
Ketua Tim Teknis Panitia Kebut Gunung 2017, Imam Kadofi, mengatakan lomba Kebut Gunung 2017 diikuti 87 regu.
"Yang mendaftar sebetulnya ada 127 regu, tapi yang melakukan daftar ulang hingga menjelang pelaksanaan lomba ada 87 regu," ujar Imam Kadofi.
Dia menjelaskan Kebut Gunung 2017 merupakan kompetisi lintas alam dengan lokasi perlombaan di alam terbuka di kawasan gunung Merapi - Merbabu, Kecamatan Selo. Lomba kebut gunung kali ini hampir sama dengan penyelenggaran tahun lalu. Hanya saja, ada beda konsep.
"Beda konsep dengan penyelenggaraan tahun 2016 lalu. Kali ini lebih untuk mengeksplorasi wisata di lereng Gunung Merapi dan Merbabu," katanya.
Harapannya, peserta bisa mengenal dan menikmati keindahan alam di lereng Merapi-Merbabu. Peserta bisa mengenal tempat-tempat wisata di lereng Merapi-Merbabu khususnya di wilayah Kecamatan Selo.
Penilaiannya antara lain kekompakan regu dan ketepatan waktu. Panitia mematok cut time selama 7 jam atau 420 menit dihitung sejak waktu start. Waktu itu dinilai sudah cukup longgar untuk menempuh jarak sekitar 20 km tersebut. Bahkan peserta masih bisa berhenti untuk berfoto selfi dan mengunggahnya di media sosialnya. Sedangkan pada lomba tahun lalu, rutenya yakni naik turun gunung Merapi dengan penilaian kekompakan regu dan kecepatan. (bgs/bgs)