Peningnya Pengelola Rawa Pening Mengatasi Kepungan Genjer

Peningnya Pengelola Rawa Pening Mengatasi Kepungan Genjer

Angling Adhitya Purbaya - detikNews
Jumat, 21 Jul 2017 10:37 WIB
Kondisi Rawa Pening yang tertutup eceng gondok. (Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom)
Semarang - Rawa Pening adalah sebuah danau alami di Kabupaten Semarang. Terhampar luas dan menjadi salah satu danau prioritas di Indonesia. Namun sayangnya kini 30 persen atau 800 hektar permukaannya tertutup gulma eceng gondok atau genjer sehingga mengganggu pemandangan dan fungsinya.

Rawa Pening selama ini digunakan untuk penyediaan air baku, budidaya ikan, irigasi hingga pariwisata karena pemandangan indah dikelilingi gunung. Namun fungsinya tidak maksimal karena eceng gondok yang tumbuh subur dan terus bermunculan di danau seluas 2.670 hektar itu.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Ruhban Ruzziyatno, mengatakan tahun 2002, luas danau Rawa Pening mencapai 2.670 hektar, namun akibat invasi eceng gondok yang semakin meluas, tercatat pada tahun 2015 luasannya menyempit menjadi 1.850 hektar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya dikarenakan ada karamba dan 800-an hektar eceng gondok," kata Ruhban kepada detikcom.

Danau itu menjadi salah satu dari 15 danau yang diprioritaskan Pemerintah. Danau tersebut memiliki volume air cukup besar yaitu 48,15 juta m3 atau dua kali lipat waduk terbesar di Semarang yaitu Jatibarang.

"Rawa Pening fungsinya sebenarnya banyak mulai dari penyedia air baku, pengendali banjir, pembangkit listrik, perikanan, dan pariwisata," imbuh Ruhban.

Peningnya Pengelola Rawa Pening Mengatasi Kepungan GenjerEceng gondok menutup 30 persen permukaan. (Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom)

Namun Rawa Pening juga menjadi bagian dari 4 danau bermasalah bersama dengan danau lainnya yaitu Danau Toba (Sumatera Utara), Danau Maninjau (Sumatera Barat), dan Danau Lomboto (Gorontalo).

"Permasalahan dilihat antara lain dari penurunan kualitas air danau dan keragaman hayati. Saat ini kualitas air danaunya terus dikontrol, mengalami penurunan namun masih batas toleransi. Yang pasti semakin kecil tampungan airnya," terang Ruhban.

Salah seorang warga, Salam (56), mengatakan eceng gondok atau yang dalam istilah lokal disebut genjer di Rawa Pening sudah ada sejak 30 tahunan lalu. Namun memang dalam satu dekade terakhir semakin meluas dengan cepat.

"Sejak saya muda sudah ada, sekitar 30 tahunan lalu. Memang semakin meluas," ujar warga Desa Sumurup tersebut.

Keberadaan eceng gondok menurutnya memang mengganggu terutama bagi pencari ikan. Mereka menjadi sulit ke lokasi tempat ikan berkumpul karena ada di tengah danau. Selain itu jaring mereka kerap tersangkut di eceng gondok.

"Mengganggu sekali, susah cari ikan. Jalannya susah, nyrimpeti (menghalangi) jaring," lanjutnya.

Sejak setahun terakhir, Pemerintah melakukan upaya pembersihan Rawa Pening untuk direvitalisasi. Kegiatan bersih-bersih eceng gondok massal juga pernah digelar di sana. (alg/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads